Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hindari kata "Tidak" pada Jargon Partai

1 Maret 2012   13:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:41 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat sudah belajar dari kegagalan Partai demokrat yang tidak konsisten dengan Jargon Partainya, "Katakan Tidak Pada Korupsi," karena pada kenyataannya kadernya banyak yang tersangkut korupsi, dan demokrat ternyata tidak konsisiten dengan pemberantasan korupsi. Sekarang ini Partai Nasdem lagi gencar-gencarnya mencari simpati publik, ada baiknya Nasdem belajar pada kegagalan Demokrat, dan tidak memberikan janji yang muluk-muluk pada masyarakat, aksi nyata lebih dibutuhkan oleh masyarakat, dan aksi itupun jangan hanya terlihat disaat menjelang Pemilu, setelah Pemilu lupa lagi sama konstituennya. hal seperti ini akan merusak citra partai politik dimasyarakat. Harus diakui, sebagian masyarakat sudah sangat skeptis terhadap partai politik, hal ini disebabkan karena partai politik tidak mampu meng-implementasikan komitmennya pada masyarakat, pola-pola lama untuk mencari simpati masyarakat sudah harus ditinggalkan, partai politik harus memiliki paradigma baru dalam mencari simpati masyarakat, aksi nyata dalam membantu masyarakat adalah sesuatu yang mungkin sangat efektif, beberapa partai sudah mulai melakukan ini, saya tidak akan menjelaskan partai apa saja yang sudah melakukan itu, karena memang tidak penting untuk ssya paparkan disini. Janji Partai Politik itu sudah sangat identik dengan kebohongan, apa yang diucapkan tidak sesuai dengan apa yang dilakukan, apa yang dikatakan tidak, malah itu yang dilakukan, karena memang itulah godaannya ketika kita mengatakan tidak, maka kita akan cenderung untuk melakukannya, dan itulah yang terjadi pada partai demokrat. Godaan kekuaasaan dan kesempatan untuk mengumpulkan kekayaan tidak mampu ditepis oleh kader partainya, seperti orang yang baru melek melihat kekayaan yang berlimpah, sehingga tidak mampu untuk menahan diri. Kecenderungan seperti ini hampir terjadi pada semua kader partai politik,terutama kader-lader partai yang berlatar belakang ekonomi yang sebelumnya hanya pas-pasan, namun begitu ada peluang untuk mengumpulkan kekayaan, mereka pun menjadi gelap mata. Setiap partai yang berkuasa, akan cenderung melakukan hal seperti ini, arogansi kekuasaan, merasa berkuasa dan memiliki kekuasaan dan kewenangan membuat mereka lupa diri, menghalalkan segala cara pun akan dilakukan. Kegagalan partai demokrat haus bisa dijadikan cermin bagi partai politik lainnya, menjadi penguasa tidak harus menjadi mentang-mentang, menjadi pemenang tidak harus disambut dengan euphoria yang berlebihan, sehingga lupa pada  janji dan komitmen partai sebelum jadi pemenang. banyak partai sekarang ini terlihat begitu santun menjelang pemilu, tapi sikap itu akan berubah setelah pemilu, apakah akan seperti itu terus sikap partai politik kita ? Partai politik harus mampu membangun paradigma baru, agar partai politik mampu memberikan jawaban dan solusi yang dihadapi bangsa ini, bukan sekedar mengejar kekuasaan, tapi juga berusaha untuk membangun bangsa ini menuju pada kehidupan yang lebih baik. Jangan jadikan jargon hanya untuk meraih simpati, tapin jadikanlah jargon itu untuk memotivasi kader partai agar bertindak lebih baik dan lebih simpatik, jadi politisi bukanlah sekedar mengejar ambisi pribadi, tapi jadi politisi harus mampu memberikan solusi yang konstruktif terhadap bangsa dan negara ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun