Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Kocok Ulang" Kabinet Jokowi?

1 November 2019   15:23 Diperbarui: 1 November 2019   15:28 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: citizendaily.net

Sepertinya tidak perlu menunggu satu tahun, Kabinet Indonesia Maju akan dikocok ulang atau di reshuffle. Manuver yang dilakukan Surya Paloh dan Partai NasDem, yang akhir-akhir ini merapat ke PKS tidak bisa dianggap remeh.

Presiden Jokowi pastinya sudah mengantisipasi hal tersebut. Ketua MPR, Bambang Soesatyo sepertinya sudah membaca sinyal ke arah sana. Kepada media Bambang mengungkapkan ada tanda-tanda kocok ulang Kabinet.

Politisi yang biasa disapa dengan Bamsoet ini juga mengatakan, bisa jadi dalam enam bulan kedepan akan ada reshuffle kabinet, dan ada yang ditendang dari Kabinet.

Demikian disampaikan Bamsoet dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (31/10/2019). Sumber

"Tidak menutup kemungkinan akan di reshuffle dalam enam bulan ke depan," ujarnya.

Politisi Golkar ini memang tidak menjelaskan secara rinci pertimbangan atau alasan Jokowi dalam reshuffle yang dia maksudkan. Namun bisa dibaca dari situasi politik yang berkembang dalam internal Koalisi.

Kuat dugaan, sinyal akan adanya reshuffle atau kocok ulang kabinet ini terkait dengan langkah Surya Paloh dengan Partai NasDem, yang mencoba bermanuver melakukan pendekatan terhadap PKS.

Seperti yang dilansir Antaranews.com, Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin menyebutkan Presiden Joko Widodo perlu mengajak ngobrol Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh terkait dengan kemungkinan partai itu beroposisi.

"Pernyataan Surya Paloh (SP) itu tidak bisa lagi dianggap main-main atau dianggap sepele oleh Presiden," kata Said, di Jakarta, Jumat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun