Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anti Soeharto, Bisa Disimpulkan Prokomunis?

11 Januari 2019   15:44 Diperbarui: 11 Januari 2019   15:56 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah logika apa yang dipakai Partai Berkarya, dalam menyimpulkan dengan mudah, kalau anti Soeharto dianggap Prokomunis. Tidak semua penduduk Indonesia suka sama Soeharto, lantas kalau tidak suka Soeharto dianggap Prokomunis.

Jujur saja, kalau saya pun tidak suka Soeharto, itu hak saya sebagai warga Indonesia yang memiliki Kemerdekaan untuk suka dan tidak suka, pada seseorang, dan saya tidak Prokomunis, Karena saya sendiri tidak suka sama komunis.

Enak betul Ketua DPP Berkarya Andi Badarudin, mengecap orang yang anti Soeharto, sebagai Prokomunis. Silahkan saja Partai Berkarya mau menjadikan pemikiran Soeharto sebagai ideologi Partai, dan itu hak yang dilindungi Undang-undang, tapi Partai berkarya tidak berhak melarang masyarakat untuk anti Soeharto.

Jangan menciptakan sesuatu atas pemikiran yang dangkal dan tidak mendasar, argumentasi yang digunakan sangatlah tidak masuk akal. Partai Politik harus mampu menciptakan atmosfir yang sehat, bukan memberikan dogma kepada masyarakat.

Seperti itulah Rezim Soeharto mengkooptasi masyarakat dengan Undang-undang Subversi, sehingga masyarakat yang bertentangan dengan Pemerintah diancam dengan tuduhan Subversi. Sekarang Partai Berkarya ingin menciptakan iklim politik yang sama, yang anti Soeharto, disimpulkan sebagai Prokomunis.

Partai Berkarya baru saja mau muncul kepermukaan, lolos parlemntiary threshold pun belum tentu, sudah mau menakut-nakuti masyarakat dengan isu Prokomunis. Eksis dulu diparlemen, baru perkuat pengaruh dimasyarakat. Jangan kayak bayi, jalan saja belum bisa sudah mau berlari.

Ayo uji kelayakan masuk parlemen, bisa gak mencapai ambang batas parlemen 4%, Partai yang sudah eksis diparlemen saja masih ketar-ketir mencapai 4% tersebut, sangat mungkin beberapa Partai yang sudah duluan dari Partai Berkarya, tidak bisa masuk keparlemen.

Penyelenggaraan Pilpres dan Pileg secara serentak, membuat beberapa Partai tidak bisa mencapai ambang batas parlemen. Partai Berkarya pun peluangnya sangat kecil, sama halnya dengan Partai buram yang lainnya. Jadi Partai Berkarya pintar-pintarlah mencari simpati masyarakat, bukan malah sebaliknya, membuat masyarakat antipati.

Sumber

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun