Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Tingginya Posisi Tawar Seorang Cawapres

11 Juli 2018   09:25 Diperbarui: 11 Juli 2018   09:42 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi : senayanpost.

Tingginya tensi Konstelasi Politik menjelang Kontestasi Pilpres 2019, memosisikan posisi tawar seorang Cawapres. Seorang Capres bisa urung ikut dalam Kontestasi hanya karena tidak menemukan kesepakatan Politik untuk mendapatkan seorang Cawapres, kalaupun akhirnya ikut itu karena mau menerima Cawapres dengan kualitas apa adanya

Dua kubu saling tunggu untuk mendeklarasikan Cawapres, seakan-akan siapa yang Akan menjadi Cawapres akan sangat menentukan kinerja pasangan duet Presiden dan wakil Presiden. Begitu Penting siapa yang menjadi Cawapres dimasing-masing kubu, sehingga keduabelah pihak saling menunggu untuk mendeklarasikan Cawapres nya.

Sebagai salah satu Capres, Prabowo dalam kegamangan untuk menentukan Cawapresnya, ini bukan cuma sebab siapa yang pantas menjadi Cawapres nya, tapi Juga soal tarik menarik soal berkolasi dengan Partai apa. PKS sebagai Tandem Gerindra selama ini sudah mulai bertingkah, bahkan menggoda Gerindra dan Prabowo dengan mencoba mengusung Anis Baswedan dan Aher.

Entah seperti apa kalkulasi Politik PKS, modal Politik apa yang membuat PKS ingin menggandeng Anis untuk Aher, sementara pasangan ini bisa melenggang kalau direstui Gerindra. Gerindra sendiri ngotot tetap mencapreskan Prabowo, lepas peluang Koalisinya dengan PKS, Demokrat sudah menanti untuk berkoalisi. Kalau ini terjadi, PKS mau kemana tanpa ada koalisi.

Secara kasat Mata, kalau Gerindra jadi berkoalisi dengan Demokrat, dengan mengusung Prabowo sebagai Capres dan AHY Sang Putra Mahkota Cikeas menjadi Cawapres. Untuk memenuhi persyaratan ambang batas 20%, gabungan Dua Partai ini sudah cukup, kalau PAN sebagai Partai yang biasa bermain didua kaki Juga ingin bergabung dikoalisi ini tidak Alan memberikan pengaruh yang banyak. Bagi PAN bisa saja dikoalisi ini bisa Juga gabung dikoalisi Jokowi, begitulah PAN APA adanya.

Untuk Cawapres Jokowi hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk diumumkan kepublik, soal siapa yang akan menjadi Cawapres, sudah ada dikantong Jokowi. Betapa besarnya kantong yang dimiliki Jokowi, sehingga bisa menampung sekian banyak Cawapres yang ditawarkan. Salah satu Cawapres yang sangat mendapat respon positif dari publik adalah Mantan Ketua MK, Mahfud MD.

Selain Mahfud MD, ada Juga Ketua Umum Golkar, Erlangga Hartarto, Menteri keuangan Sri Mulyani, Kapolri Tito Karnavian dan Moeldoko, juga Ketua MUI Ma'ruf Amien. Siapakah yang lebih memiliki peluang terbesar dari semua calon tersebut.? Inilah yang Akan menjadi persoalannya. Karena Jokowi tidak sendiri dalam menentukan siapa yang Akan menjadi Cawapresnya, sebagai Petugas Partai, Jokowi harus manut pada Pandito Sang Ratu.

Dikoalisi Jokowi tidak ada lagi tarik menarik soal tawar menawar antar Partai, koalisi ini terbilang solid. Masing-masing sudah punya porsinya masing-masing. Berbeda dengan Koalisi Gerindra dan PKS, Kontestasi belum berlangsung mereka sudah ribut bagi-bagi kavling Menteri. Menang atau kalah belumlah pasti, yang pasti dulu bagi-bagi jabatan Menteri, inilah uniknya Koalisi Gerindra dan PKS.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun