Pihak istana tidak perlu merespon pernyataan-pernyataan, pengamat politik dan ikon Indonesia Lawyer Club (ILC), Rocky Gerung, apalagi sampai mengeluarkan ancaman. Biar saja itu menjadi tanggung jawab aparat penegak hukum.
Seperti yang dilansir KompasTV, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Fadjroel Rachman menegaskan Presiden Joko Widodo tidak antikritik. Namun, ia ingatkan pada pengkritik Jokowi untuk hati-hati dan jangan sampai mengarah pada fitnah atau pencemaran nama baik.
"Hati-hati karena kritik secara akademis, secara logis, harus dibedakan dengan fitnah atau pencemaran. Jadi hati-hati," kata Fadjroel kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Pernyataan stafsus Jokowi ini bisa saja ditafsirkan sebagai sebuah ancaman kalau nantinya akan mengarah pada proses hukum, dan pernyataan Jokowi tidak anti kritik itu bisa dianggap basi. Istana tidak perlu memberikan reaksi apa pun, yang akan berimplikasi pada citra Presiden.
Sebagai seorang intlektual yang memiliki kapasitas dalam mengamati situasi politik, Rocky Gerung pastinya cukup mengerti apa yang patut dan tidak patut dia ucapkan dihadapan publik. Ketika sudah diluar batas kepatutan, biar saja aparat hukum yang memberi tindakan.
Jebakan Kriminalisasi
Memang ada pihak-pihak yang sedang memasang 'jebakan kriminalisasi', kalau istana tidak hati-hati maka jebakan kriminalisasi akan merusak citra istana sebagai rezim dzalim. Selama ini citra tersebut sudah sangat melekat pada istana.
Sebagian besar masyarakat yang memang tidak ingin memahami persoalan yang sebenarnya, akan sangat mudah mempercayai stempel kriminalisasi, hanya sebagian kecil yang mau melihat setiap persoalan hukum dengan sebenarnya.
Berkaca dari kasus ceramah Jakfar Shodik, yang katanya seorang Habib, yang dengan mudah melontarkan ucapan 'babi' kepada Wakil Presiden, KH Ma'ruf Amin, yang nota bene adalah juga Ketua Majelis Ulama Indonesia.
Akibat dari perbuatan tersebut Shodik pun diamankan pihak kepolisian, karena dianggap melanggar hukum dan kepatutan. Namun kemudian, persoalannya tidak selesai begitu saja, ada pihak-pihak yang tidak senang dengan tindakan aparat kepolisian, dan pemerintah dituduh melakukan kriminalisasi terhadap ulama.
Satu perangkap sudah menjebak pemerintah, perangkap lain pun sudah disiapkan. Istana memang tidak memberikan reaksi saat Rocky Gerung mengatakan Presiden Jokowi tidak mengerti Pancasila, namun tidak dengan PDIP, yang melaporkan Rocky ke polisi.
Warning dari Fadjroel ini memang berbeda dengan reaksi stafsus Presiden Jokowi sebelumnya, yang memang tidak ingin menanggapi pernyataan-pernyataan Rocky Gerung. Itu sebetulnya sudah tepat, Istana tidak perlu mengeluarkan statement apa pun terkait berbagai pernyataan Rocky.