Mohon tunggu...
Aji Prasanto
Aji Prasanto Mohon Tunggu... Lainnya - Bujangan

Suka menulis apa saja dan tertarik dengan keluh kesah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Digitalisasi UMKM (E-Supply Chain Management "Teknologi untuk Membantu Pemetaan Sistem Rantai Pasokan")

4 November 2020   14:43 Diperbarui: 2 April 2022   17:24 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://proxsisgroup.com/wp-content/uploads/2019/08/SCM-1024x717-1024x717.jpg

Dalam proses perkembangan jaman pada ahirnya menuntun kita dan memaksa kita untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut, pada era sekarang kita telah mamasuki era perkembangan jaman yang disebut era revolusi industri 4.0 yang secara garis besar menuntun kita pada perubahan cara kita hidup, bekerja, dan berhubungan satu sama lainnya.

Dalam skala cakupan dan kerumitannya, transformasi ini tidak akan sama seperti yang di alami pada manusia di waktu lampau. Sebagai manusia yang hidup di era ini, kita harus menekankan sikap dengan perubahan tersebut. Penerimaan kita pada perubahan tersebut haruslah terintegrasi (mampu untuk menerima dan menyesuaikan diri akan pembaruan tersebut) dan komprehansif (melihat ataupun mengamati secara menyeluruh dalam berbagai aspek didalamnya), sehingga kita memiliki kesiapan dan lebih terarah dalam menghadapi perubahan tersebut.

Dalam era revolusi industri 4.0 tuntutan yang harus kita hadapai adalah dimana kita sebagai masyarakat harus lebih produktif dan memiliki kemampuan untuk berfikir kreatif, pembentukan sikap tersebut harus bener-benar kita tekankan sehingga kita tidak kualahan dalam menghadapi kehidupan dan perkembangan jaman, selanjutnya.

Apalagi jika dilihat dilapangan kebanyakan masyarakat khususnya kalangan generasi muda Indonesia sekarang ini banyak yang sudah tertarik untuk membangun sebuah bisnis sendiri, ini adalah sebuah keinginan yang baik. Karna jika kita lihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan bahwa, jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2020 sebanyak 137,91 juta orang. Angka itu naik 1,73 juta orang dibanding Februari 2019. Sementara, pada watu yang sama jumlah pengangguran bertambah sebanyak 60.000 orang, jika dilihat dari tingkat pendidikannya, jumlah pengangguran yang paling banyak adalah lulusan dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diantara tingkat pendidikan yang lain, dengan angka 8,49% (BisnisNews.id).

Pendidikan kewirausahaan sendiri merupakan penanaman pengetahuan, nilai-nilai, jiwa, dan sikap kewirausahaan. Untuk menjawab tantangan masa depan dengan lebih terarah dengan penciptaan wirausaha-wirausaha baru yang handal, berkarakter dan dapat meningkatkan kesejahteraan di masyarakat. Dalam usaha membangun semangat kewirausahaan dan memperbanyak wirausahawan, pemerintah telah mengeluarkan instruksi presiden Nomor 4 tahun 1995 tentang gerakan nasional memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan.

Instruksi ini mengamanatkan kepada seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia untuk mengembangkan program-program kewirausahaan. Dengan adanya gerakan ini diharapkan karakter kewirausahaan akan menjadi bagian dari etos kerja masyarakat Indonesia, sehingga dapat melahirkan wirausahawan-wirausahawan baru, handal, tangguh, dan mandiri.

Keluhan yang dihadapi dalam proses pembukaan sebuah bisnis baru atau usaha baru adalah modal, koneksi, pengetahuan, rantai pasokan (supply chain), hubungan antara pemasok  dan konsumen. Pemerintah dapat dikatakan belum begitu fokus dalam pembenahan dan pemberian pendidikan kewirausahaan. Misalnya disekolah, pendidikan kewirausahaan dapat dikatahan hanya menekankan atas jiwa berwirausaha saja. Belum mampu untuk menanamkan dan memberikan sebuah peluang usaha untuk peserta didik yang berminat untuk membangun usaha mereka sendiri. Untuk dapat membuka usaha mereka harus mencari informasi dan berusaha sendiri.

Dari perkembangan jaman, dan kemajuan teknologi yang semakin meningkat seperti sekarang, halangan dan keluhan-keluhan tersebut haruslah lebih dapat teratasi. Dilihat dari hasil survai yang dilakukan oleh Lembaga penelitian di Amerika Serikat, Pew Research Center Untuk kelompok negara berkembang, Indonesia berada di peringkat keenam, di bawah Afrika Selatan, Brasil, Filipina, Meksiko, dan Tunisia.

Pertumbuhan pengguna smartphone di Indonesia lumayan tinggi. Untuk pemakai muda (18-34 tahun) kepemilikan Smartphone meningkat dari 39% menjadi 66 % dari 2015-2018. Sedangkan untuk pengguna HP berusia di atas 50 tahun, pemakai smartphone juga naik dari 2 % pada 2015 menjadi 13 % pada 2018 (tekno.tempo.co). Atas dasar tersebut generasi muda haruslah lebih dapat memanfaatkat kemajuan teknologi ini dengan lebih baik lagi.

Pembukaan sebuah usaha baru, kita dapat mempelajarinya dengan berbagai aplikasi didalam gadget tersebut. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat kita manfaatkan untuk mempermudah kita dalam menerima berbagai informasi tentang proses pembukaan usaha baru, perkembangan usaha dan lain sebagainya. Kita juga dapat menerima informasi tentang proses perencanaan keuangan yang baik, proses hubungan kita pada suplayer dan konsumen dengan baik. Dalam proses rantai pasokan (supply chain) kita juga dapat berjalan dengan baik, dengan pemanfaatan perkembangan teknologi yang semakin baik.

Aji Prasanto.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun