Mohon tunggu...
Aizzatun Nafisah
Aizzatun Nafisah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Untuk menjadi berguna, tidak harus terlihat

"Orang bilang ada kekuatan-kekuatan besar tak terduga yang bisa timbul pada Samudera, pada gunung berapi, dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya" (Pramoedya Ananta Toer)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pandemi Covid-19 dan Tatanan Sosial pada Masyarakat

29 November 2021   10:50 Diperbarui: 23 Desember 2021   14:26 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Adanya pandemi Coronavirus Disease 2019 atau yang biasa disebut Covid-19 telah mengubah tatanan dunia dalam waktu yang relatif singkat. Tak pernah terbayangkan bahwa pandemi ini akan menyebabkan duka kemanusiaan yang begitu mendalam. Bahkan dalam waktu yang singkat pula, pandemi ini telah menyebar secara cepat pada jarak luas dan menimbulkan banyak korban jiwa. Secara sosiologis, pandemi Covid-19 ini telah menyebabkan perubahan sosial yang tidak direncanakan. Perubahan sosial yang terjadi secara tidak merata dan tidak dikehendaki kehadirannya oleh masyarakat. Sehingga ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi pandemi pada saat ini telah menyebabkan disorganisasi sosial di segala aspek kehidupan masyarakat. Disorganisasi adalah melemahnya suatu hubungan antara individu dengan suatu kelompok. Kondisi masyarakat yang belum siap menerima perubahan sosial akibat adanya pandemi Covid-19 tentu dapat meruntuhkan nilai budaya dan norma sosial yang telah tumbuh dan dianut oleh masyarakat selama ini.

Perubahan Sosial 

Pada dasarnya masyarakat memang akan selalu mengalami perubahan. Masyarakat tidak bisa digambarkan sebagai suatu keadaan yang tetap, melainkan sebagai proses yang selalu berubah dengan derajat kecepatan, intensitas, irama, dan tempo yang berbeda. Harus diakui bahwa dampak pandemi Covid-19 telah memaksa komunitas masyarakat harus adaptif terhadap berbagai bentuk perubahan sosial yang ditimbulkannya. Aneka ragam permasalahan yang ada telah menghadirkan transformasi sosial di masyarakat. Bahkan, mungkin peradaban dan tatanan kemanusiaan akan mengalami pergeseran ke arah dan bentuk yang jauh berbeda dari kondisi sebelumnya. Bahkan wajah dunia pasca pandemi bisa saja tidak akan pernah kembali pada situasi seperti mulanya. 

Perubahan sosial di tengah pandemi Covid-19 juga telah melahirkan kebiasaan-kebiasaan baru berupa terjadinya perubahan perilaku sosial masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Berdasarkan hasil survei sosial demografi dampak Covid-19 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 diketahui bahwa sekitar 72% responden yang selalu atau teratur menjaga jarak fisik dalam seminggu terakhir, sebanyak 80,20% responden menyatakan mereka sering/selalu mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan masker, 82,52% responden selalu menghindari transportasi umum (termasuk transportasi online), dan sebanyak 42% responden mengaku mengalami peningkatan aktivitas belanja online selama Covid-19.

Kenormalan Baru (new normal)

Merespon kondisi yang terjadi, maka tatanan kehidupan normal baru (new normal) menjadi pendekatan untuk jalan keluar dari situasi ini. Tatanan normal baru (new normal) merupakan pergeseran perilaku hidup masyarakat untuk tetap menjalankan aktivitas normal seperti semula namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ditetatapkan oleh pemerintah. Tatanan new normal secara sosiologis sama artinya dengan adaptasi hidup darurat pandemi. New normal dimaksudkan agar berbagai sektor kehidupan yang tadinya tersendat bahkan berhenti, dapat bergerak kembali sedikit demi sedikit. Dengan kata lain, adaptasi hidup darurat pandemi sebagai upaya meredam laju tingkat kerentanan sosial di masyarakat yang tidak menentu.

Dalam merespons situasi krisis akibat Covid-19, pemerintah juga membuat beberapa upaya yaitu menerapkan kebijakan yang disebut sebagai kenormalan baru (new normal). Berbagai kebijakan yang dihasilkan akan bercampur secara langsung terhadap segala bentuk perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Kondisi kenormalan baru (new normal) pun juga akan menyebabkan perubahan sosial, termasuk pola perilaku dan proses interaksi sosial masyarakat. Kondisi kenormalan baru (new normal) menekankan pada perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas secara normal, namun tetap merujuk pada protokol kesehatan yang kemudian harus dibiasakan. Meskipun demikian, penerapan normal baru (new normal) tidak akan berjalan dengan maksimal bila tidak disertai kedisiplinan tinggi oleh masyarakat. Ditambah lagi data kasus Covid-19 hingga kini masih menunjukkan angka fluktuasi. Oleh karena itu, masyarakat harus diedukasi secara terus-menerus untuk menerapkan aturan hidup normal baru dalam aktivitas sosial mereka. Masyarakat perlu dibiasakan agar disiplin mematuhi protokol kesehatan. Sebab pandemi Covid-19 telah memaksa kita untuk adaptif terhadap segala bentuk perubahan. Begitu juga hidup dengan kenormalan baru bisa saja akan menjadi model budaya baru di masa mendatang.

Tidak hanya pemerintah, masyarakat pun harus menjalankan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Agar terjadi interaksi antara dua pihak ini, pemerintah sebagai peran utama harus berkomitmen dalam menjalankan perannya. Kebijakan pemerintah senantiasa berorientasi kepada masalah (problem-oriented) dan berorientasi kepada tindakan (action-oriented). sehingga untuk meningkatkan rasa kepercayaan antar kedua pihak tersebut dalam terciptanya interaksi yang baik, maka pemenuhan perlindungan sosial, jaminan sosial, maupun pelayanan sosial menjadi hal yang mutlak.

Mengubah cara pandang masyarakat terhadap situasi dan kondisi yang menyerang saat ini memang perlu upaya yang tak mudah. Transisi new normal tentu akan ada cultural shock di masyarakat. Sebab kehidupan yang tidak biasa dilakukan, harus dilakukan sebagai cara hidup baru. Sarana dan prasarana mutlak perlu disediakan. Sumber ekonomi bagi masyarakat perlu dicarikan alternatifnya. Jaring pengaman sosial juga harus tetap konsisten dijalankan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun