Mohon tunggu...
Aisyah Supernova
Aisyah Supernova Mohon Tunggu... Konsultan - man purposes God disposes - ssu

Muslimah | Your Future Sociopreneur ! | Islamic Economic Science Bachelor | Islamic World, Innovation, Technology and Entrepreneurship Enthusiast | Sharing, Writing and Caring Addict | Because i want to see my God one day. It's my ultimate goal...!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Maaf, Tidak Dapat Kuucapkan Selamat Natal Padamu karena Sayangku Padamu.."

24 Desember 2019   19:49 Diperbarui: 26 Desember 2019   09:37 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Maaf, Tidak Dapat Kuucapkan Selamat Natal Untukmu Karena Sayangku Padamu.."

Sebuah kisah nyata pada hari Natal yang diceritakan seorang mantan Pendeta wanita (Protestan) kepadaku. Kuceritakan kembali dengan sudut pandang orang pertama.. Semoga menginspirasi..

*****

Natal kali ini terasa begitu berbeda. Aku berada di saat hari Natal tidak lagi perlu kurayakan. Ya, karena aku sudah memutuskan untuk kembali ke Islam beberapa waktu lalu. Sebelumnya, aku adalah seorang Pendeta Wanita Kristen Protestan.

Saat itu tepat hari raya Natal. Aku berjalan menghampiri adikku yang tentu saja masih beragama Protestan. Ia baru pulang dari perayaan Natal di gereja. Kami masih serumah. Kemudian, aku memeluknya erat. Ku genggam tangannya.. Kutatap ia dengan kasih sayang.

Adikku balas menatap dengan begitu gembira. Aku rasa, ia berpikir bahwa aku akan segera mengucapkan 'selamat natal Tuhan Yesus memberkati' untuknya..

Namun, aku harus berkata ini..
"Kakak sayang betul sama kamu dik.. kakak doakan yang terbaik untukmu  semoga Allah memberimu hidayah.." ucapku dengan penuh rasa sayang yang mendalam. Ucapan yang seirama antara lisan dan hatiku. Ya, dialah adikku. Walau berbeda keyakinan, kami merupakan saudara sedarah.

Kemudian, dia melepaskan pelukannya dan menangis.  Kekecewaan tampak di matanya. Aku biarkan dia mengeluarkan emosinya hingga mereda. tentu tidak mudah baginya, mendapati kakaknya yang dulunya seorang pendeta, bahkan penguat dalam agama kami sebelumnya justru kembali ke Islam.. Aplagi saat ini kami berdua sudah lama yatim piatu. Dan setahun lalu kami kehilangan oma yang menjadi orangtua kami, setelah kedua orangtua kami lebih dulu tiada. Kesedihan itu masih membekas saat Natal datang kembali namun semua telah pergi. Dan kini aku bisa merasakan kesedihan adikku saat tahu aku memilih Islam. Adikku merasa bahwa kakaknya pun sudah pergi meninggalkannya. Aku bisa memahami betul emosi adikku. Ia merasa begitu kesepian, sedih dan kehilangan..

Sekitar satu jam berlalu. Emosinya mulai mereda.. matanya masih memerah. Aku menghela napas melihatnya.. kemudian aku memulai pembicaraan kembali..,

"Kakak ucapkan selamat natal sebenarnya juga tidak ada manfaatnya buat kamu.. Karena itukan cuma basa-basi belaka.. Sedangkan kakak memilih untuk mengucapkan doa bagimu, semoga Allah memberimu hidayah..  karena hidayah itu anugerah Allah dan tidak semua orang  beruntung mendapatkan itu.. dan itu jauh lebih bermanfaat untuk kamu daripada sekedar ucapan basa-basi atau sekedar cipika cipiki kan..?" aku menjelaskan dengan tersenyum.

"Tetapi aku tidak butuh doa kakak itu karena aku sudah yakin dengan imanku kepada Yesus..."kata adikku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun