Mohon tunggu...
Teguh Wiyono
Teguh Wiyono Mohon Tunggu... Freelancer - Terus Tegak Berdiri

I'm nothing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seberapa Pentingkah Pendidikan?

7 April 2020   15:50 Diperbarui: 7 April 2020   15:56 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sempat terbesit pertanyaan kenapa banyak orang berpendidikan tinggi menganggur, apakah lapangan kerjanya tidak sebanding dengan tingkat lulusan Sarjana ? Apakah lapangan pekerjaan mayoritas hanya untuk orang titipan para petinggi perusahaan atau para pejabat ? Tentu jawabannya tidak. 

Stigma tersebut adalah gambaran pola pikir orang yang lemah. Jika dilihat banyak sekali lapangan pekerjaan di Indonesia hanya saja rasa gengsi mengalahkan logika. Banyak lulusan sarjana yang tidak ingin kerja kasar.

Mereka lebih memilih karir kantoran dengan ruang AC dan segala fasilitas. Justru semakin tinggi lulusan sarjana berkarir di kantor maka persaingan kebutuhan pekerjaan dan jenjang karirnya semakin sulit dicapai. 

Pola pikir di atas menjadi salah satu faktor tingginya angka pengangguran di Indonesia. Kerangka berpikir semacam itu memicu turunnya psikologis pada diri manusia. Orang - orang seperti ini akan memiliki mental juang yang lemah dibandingkan lulusan non sarjana.

Di Indonesia banyak lulusan non sarjana yang sukses. Lulusan non sarjana rata-rata menjadi wirausaha seperti berdagang, buka bengkel, buka warung makan, dll. Mereka berani mengambil risiko karena tuntutan kebutuhan. 

Semangat ini yang menguatkan psikologis non sarjana dalam berkarir. Non sarjana tidak pernah malu dengan pekerjaannya selama pekerjaan itu menghasilkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Semangat ini hanya dimiliki sebagian kecil lulusan sarjana.

Kita bisa bayangkan bahwa anak muda terutama lulusan sarjana tidak mau berdagang di pasar karena kumuh, tidak mau menjadi petani karena panas, tidak mau menjadi montir karena kotor, dsb. 

Padahal jika di survey secara aktual pendapatan pedagang pasar, pengusaha bengkel, petani lebih dari cukup daripada pegawai kantor. Mereka mandiri tanpa terikat pada SOP yang berlaku umum di instansi, bisa menentukan kapan libur, kapan berangkat kerja, dan kapan pulang kerja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun