Mohon tunggu...
Aisyah nur hidayatun
Aisyah nur hidayatun Mohon Tunggu... Guru - Belajar untuk terus berbenah diri

guru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Seni Permainan Jaranan Pelepah Pisang Pada Anak

26 November 2020   10:35 Diperbarui: 26 November 2020   10:36 1418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti yang kita ketahui permainan jaranan merupakan salah satu permainan tradisional yang sering dimainkan anak-anak di pulau Jawa. Permainan ini terinspirasi dari orang-orang dewasa jaman dulu yang menungganggi kuda ( bahasa jawa : jaran) sebagai salah satu tunggangan yang dinaiki oleh para petinggi kerajaan dan kesatria. Terinspirasi dari hal itu anak-anak di masyarakat Jawa menciptakan sebuah dolanan anak yang disebut jaranan 'kuda-kudaan'. 

Bentuk, gambar, dan hiasan-hiasannya dibuat menyerupai hewan kuda. Akhirnya mainan itu biasa disebut jaranan. Hampir di setiap daerah di wilayah Jawa mengenal dolanan khas ini. 

Hingga sekarang masih banyak dijumpai dolanan model ini di berbagai pelosok wilayah Jawa. Kamus (Baoesastra) Jawa karya W.J.S. Poerwadarminto terbitan Groningen Batavia (1939:82) telah mencatat istilah jaranan sebagai salah satu bentuk dolanan anak di masyarakat Jawa.

SEJARAH JARANAN

          Seni jaranan itu mulai muncul sejak abad ke 10 Hijriah. Tepatnya pada tahun 1041 atau bersamaan dengan kerajaan Kahuripan dibagi menjadi 2 yaitu yaitu bagian timur Kerajaan Jenggala dengan ibukota Kahuripan dan sebelah Barat Kerajaan Panjalu atau Kediri dengan Ibukota Dhahapura. Raja Airlangga memiliki seorang putri yang bernama Dewi Sangga Langit. Dia adalah orang kediri yang sangat cantik. Pada waktu banyak sekali yang melamar, maka dia mengadakan sayembara. Pelamar-pelamar Dewi Songgo Langit semuanya sakti. Mereka sama-sama memiliki kekuatan yang tinggi. Dewi Songgo Langit sebenarnya tidak mau menikah dan dia Ingin menjadi petapa saja. Prabu Airlangga memaksa Dewi Songgo Langit Untuk menikah. Akhirnya dia mau menikah dengan satu permintaan. Barang siapa yang bisa membuat kesenian yang belum ada di Pulau Jawa dia mau menjadi suaminya.

          Ada beberapa orang yang ingin melamar Dewi Songgo Langit. Diantaranya adalah Klono Sewandono dari Wengker, Toh Bagus Utusan Singo Barong Dari Blitar, kalawraha seorang adipati dari pesisir kidul, dan 4 prajurit yang berasal dari Blitar. Para pelamar bersama-sama mengikuti sayembara yang diadakan oleh Dewi Songgo Langit. Mereka berangkat dari tempatnya masing-masing ke Kediri untuk melamar Dewi Songgo Langit. Dari beberapa pelamar itu mereka bertemu dijalan dan bertengkar dahulu sebelum mengikuti sayembara di kediri. Dalam peperangan itu dimenangkan oleh Klana Sewandono atau Pujangganom. Dalam peperangan itu Pujangganom menang dan Singo Ludoyo kalah. Pada saat kekalahan Singo Ludoyo itu rupanya singo Ludoyo memiliki janji dengan Pujangganom. Singa Ludoyo meminta jangan dibunuh. Pujangganom rupanya menyepakati kesepakatan itu. Akan tetapi Pujangganom memiliki syarat yaitu Singo Barong harus mengiring temantenya dengan Dewi Sangga Langit ke Wengker. Iring-iringan temanten itu harus diiringi oleh jaran-jaran dengan melewati bawah tanah dengan diiringi oleh alat musik yang berasal dari bambu dan besi. Pada jaman sekarang besi ini menjadi kenong. Dan bambu itu menjadi terompet dan jaranan.

Cara Membuat dan Memainkan Jaranan

Adapun cara membuat permainan tradisional jaranan dari pelepah pisang adalah sebagai berikut :

  • Ambil beberapa batang daun pisang yang masih segar dari pohon pisang.
  • Sayatlah daun pisang hingga lepas dari batangnya,dan sisakan sedikit daunnya.
  • Buat dua sayatan dikanan kiri ujung batang dengan pisau.
  • Buatlah lekukan, Kemudian dengan hati-hati, tekuk batang daun pisang dibagian lekukan ini.
  • Dua sayatan samping akan menjadi "telinga" dari kuda.Ambil tali plastik atau tali dari pinggirpelepah daun pisang seperti digambar.Ikat batang daun pisang seperti gambar.
  • Lanjutkan tekukan dan tali seperti gambar dibawah.
  • Terakhir, jadilah jaranan sudah dapat digunakan, Kalau masih ada sisa batang bisa dijadikan cambuk untuk kuda.

sumber gambar
sumber gambar
  • Alat / Bahan               : Pelepah pisang
  • Aturan Main               : Bebas sesuai kebutuhan anak
  • Banyak Pemain         : Tidak ditentukan (tidak terbatas)
  • Usia Pemain               : Semua Umur
  • Area permainan        : Tempat terbuka dan luas
  • Waktu                           : Pagi hari, siang hari, sore hari ataupun malam hari

Berikut cara memainkan permainan tradisional jaranan dari pelepah pisang :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun