Mohon tunggu...
Aisyah Sabrina
Aisyah Sabrina Mohon Tunggu... Lainnya - Medical Student at Airlangga University

medstud

Selanjutnya

Tutup

Healthy

HIV Vaccine Awareness Day, Pentingnya Kesadaran Bahaya HIV & AIDS

5 Juni 2023   10:00 Diperbarui: 5 Juni 2023   10:22 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dilansir dari Kementerian Kesehatan, Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Sedangkan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV.

Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan adanya peningkatan jumlah orang yang terinfeksi virus HIV dan 35% diantaranya ialah ibu rumah tangga. Bahkan, setiap tahunnya kasus HIV pada ibu rumah tangga meningkat 5100 kasus.

Permasalahan utama akan bertambahnya angka tersebut tiap tahunnya adalah karena kurangnya pengetahuan tentang penularan dan pencegahan HIV & AIDS. Maka dari itu, diperlukan adanya edukasi kepada masyarakat untuk menanggulangi permasalahan HIV & AIDS tersebut.

Ilustrasi vaksin HIV. Image by Towfiqu Barbhuiya from Pexels
Ilustrasi vaksin HIV. Image by Towfiqu Barbhuiya from Pexels

Tanggal 18 Mei lalu, diperingati sebagai HIV Vaccine Awareness Day sebagai bentuk rasa terima kasih kepada para relawan, anggota masyarakat, tenaga kesehatan profesional, dan ilmuwan yang bekerja sama untuk menemukan vaksin HIV pencegahan yang aman dan efektif. Pada hari ini juga, diharapkan dapat menjadi wadah untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya penelitian akan penemuan vaksin sebagai tindakan preventif terhadap HIV/AIDS.


Pada tahun 1987, uji klinis vaksin HIV pertama dilakukan. Uji klinis vaksin ini dilaksanakan di Maryland oleh National Institutes of Health (NIH). Namun sayangnya, pada uji coba fase pertama ini tidak didapatkan hasil yang signifikan dalam mengobati penyakit HIV.

Diberitakan NBC News, di tahun 2019 para peneliti telah memulai uji coba di Eropa dan Amerika. Subjek dalam penelitian ini yaitu 3900 pria yang berhubungan seks dengan pria dan transgender yang dianggap beresiko tinggi terhadap HIV.

Peneliti memberikan  dua jenis suntikan, yaitu dengan menggunakan virus penyebab flu untuk mengirimkan kode genetik HIV dan disebarkan melalui empat kunjungan vaksinasi dalam setahun. Namun, lagi-lagi vaksin HIV yang diujicobakan ini tidak dapat memicu antibodi penawar HIV.

Ilustrasi obat HIV. Image by Pixabay from Pexels
Ilustrasi obat HIV. Image by Pixabay from Pexels

Memang hingga saat ini uji coba vaksin penawar HIV masih diteliti. Maka dalam kurun waktu tersebut, pengobatan hanya dilakukan untuk mengontrol pertumbuhan virus, memperlambat gejala, meningkatkan pertahanan/kekebalan tubuh, dan mencegah resiko penularan ke orang lain. Kumpulan obat HIV ini disebut sebagai obat antiretroviral (ARV).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun