Mohon tunggu...
A Iskandar Zulkarnain
A Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... SME enthusiast, Hajj and Umra enthusiast, Finance and Banking practitioners

Iskandar seorang praktisi Keuangan dan Perbankan yang berpengalaman selama lebih dari 35 tahun. Memiliki sejumlah sertifikat profesi dan kompetensi terkait dengan Bidang Manajemen Risiko Perbankan Jenjang 7, Sertifikat Kompetensi Manajemen Risiko Utama (CRP), Sertifikat Kompetensi Investasi (CIB), Sertifikat Kompetensi International Finance Management (CIFM) dan Sertifikat Kompetensi terkait Governance, Risk Management & Compliance (GRCP) yang di keluarkan oleh OCEG USA, serta Sertifikasi Kompetensi Management Portofolio (CPM). Iskandar juga berkiprah di sejumlah organisasi kemasyarakatan ditingkat Nasional serta sebagai Ketua Umum Koperasi Syarikat Dagang Santri. Belakangan Iskandar juga dikenal sebagai sosok dibalik kembalinya Bank Muamalat ke pangkuan bumi pertiwi.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

China Rebut Pasar Global Lewat Kualitas dan Harga Terjangkau

19 April 2025   21:38 Diperbarui: 20 April 2025   08:26 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi produk China yang diperdagangkan pada platform e-commerce. (Sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Dari "Made in China" ke "Designed in China", Perubahan yang Menantang Dunia

"Made in China," frasa ini dulunya melekat erat dengan konotasi negatif. Banyak yang menganggapnya sebagai penanda produk yang cepat rusak, murah, dan tidak bisa diandalkan. 

Kalau kita punya barang elektronik yang baru dipakai sehari dua hari lalu tiba-tiba rusak, spontan akan ada komentar nyeleneh, "Namanya juga barang China, wajar rusak cepet!" Frasa itu bagaikan mantra yang terus menerus memperkuat stigma buruk tersebut.

Namun, perlahan tapi pasti, dalam rentang waktu dua dekade terakhir, China berhasil mengubah persepsi global terhadap produknya secara dramatis. 

Label "Made in China" kini telah berubah menjadi "Designed in China," sebuah transformasi narasi yang bukan sekadar perubahan istilah, melainkan revolusi substansial dalam kualitas, desain, serta daya saing global produk asal negeri Tirai Bambu tersebut.

Smartphone Xiaomi, drone DJI, dan mobil listrik BYD hanyalah sebagian contoh kecil dari kebangkitan besar China. Xiaomi, misalnya, yang awalnya dipandang sebelah mata, kini menjadi raksasa dunia smartphone yang sangat diperhitungkan. 

Bahkan di Eropa, Amerika Selatan, hingga Afrika, produk ini dengan cepat meraih popularitas karena kualitas premiumnya yang dijual jauh di bawah harga kompetitor globalnya.

DJI dengan produknya yang canggih, menguasai hampir 70% pasar drone global. Drone buatan DJI tidak hanya laris di pasar hobi, tapi juga menjadi andalan industri film, pertanian, dan bahkan pertahanan. 

Fakta ini menandakan bahwa produk China kini tidak sekadar murah, tapi benar-benar mampu memenuhi kebutuhan industri paling canggih sekalipun.

Mobil Listrik China Geser Dominasi Amerika dan Eropa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun