Dari "Made in China" ke "Designed in China", Perubahan yang Menantang Dunia
"Made in China," frasa ini dulunya melekat erat dengan konotasi negatif. Banyak yang menganggapnya sebagai penanda produk yang cepat rusak, murah, dan tidak bisa diandalkan.Â
Kalau kita punya barang elektronik yang baru dipakai sehari dua hari lalu tiba-tiba rusak, spontan akan ada komentar nyeleneh, "Namanya juga barang China, wajar rusak cepet!" Frasa itu bagaikan mantra yang terus menerus memperkuat stigma buruk tersebut.
Namun, perlahan tapi pasti, dalam rentang waktu dua dekade terakhir, China berhasil mengubah persepsi global terhadap produknya secara dramatis.Â
Label "Made in China" kini telah berubah menjadi "Designed in China," sebuah transformasi narasi yang bukan sekadar perubahan istilah, melainkan revolusi substansial dalam kualitas, desain, serta daya saing global produk asal negeri Tirai Bambu tersebut.
Smartphone Xiaomi, drone DJI, dan mobil listrik BYD hanyalah sebagian contoh kecil dari kebangkitan besar China. Xiaomi, misalnya, yang awalnya dipandang sebelah mata, kini menjadi raksasa dunia smartphone yang sangat diperhitungkan.Â
Bahkan di Eropa, Amerika Selatan, hingga Afrika, produk ini dengan cepat meraih popularitas karena kualitas premiumnya yang dijual jauh di bawah harga kompetitor globalnya.
DJI dengan produknya yang canggih, menguasai hampir 70% pasar drone global. Drone buatan DJI tidak hanya laris di pasar hobi, tapi juga menjadi andalan industri film, pertanian, dan bahkan pertahanan.Â
Fakta ini menandakan bahwa produk China kini tidak sekadar murah, tapi benar-benar mampu memenuhi kebutuhan industri paling canggih sekalipun.
Mobil Listrik China Geser Dominasi Amerika dan Eropa