Mohon tunggu...
Adrian Siaril
Adrian Siaril Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Blog

Objektif, Kreatif, Informatif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agen Asuransi yang Harus Dihindari

9 Juni 2021   13:34 Diperbarui: 9 Juni 2021   13:49 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ciri-ciri dibawah ini adalah faktor yang saya gunakan untuk menilai apakah suatu agen asuransi itu layak dipercaya atau tidak. Kriteria yang dibahas disini adalah kriteria buruk alias 'red flag', jadi jika agen anda melakukan banyak hal dibawah ini, sudah jelas dia tidak lolos kriteria saya.

1. Ga tanya profil risiko

Kebanyakan agen tidak tanya soal hal ini dan asal mengalokasikan 100% premi ke unit link jenis saham. Wajar saja sih, memang potensi pertumbuhan jangka panjang nya paling berpotensi. Tapi perlu diingat tidak semua orang bisa tahan lihat kerugian jangka pendek.

Agen yang baik akan melakukan penilaian profil risko layaknya seperti produk fintech atau perbankan, sehingga bisa mengalokasikan komposisi unit link secara tepat dan terstruktur. Tahukah anda bahwa dana anda bisa disebarkan ke beberapa unit link meskipun dalam satu polis yang sama?

2. Pakai ilustrasi asumsi retur tinggi

Dalam polis unit link ada halaman ilustrasi dimana anda bisa melihat projeksi pertumbuhan nilai investasi anda. Biasanya ada 3 tabel dengan asumsi retur rendah, sedang, dan tinggi. Agen asuransi seringkali mengarahkan nasabah untuk melihat hasil pertumbuhan tertinggi, padahal ilustrasi tersebut sifatnya bukan jaminan dan malah penuh ketidakpastian. 

Memang betul sih, indeks saham Indonesia dirata-ratakan menghasilkan 14% per tahun, tapi di jangka panjang dalam belasan tahun! Agen yang bijaksana cenderung menggunakan ilustrasi mode 'rendah' sebagai worst case scenario, dan tidak takut mengakui bahwa memang ada risiko polis lapse (tutup paksa) bila nilai investasi tidak bertumbuh seperti yang diharapkan.

3. Tidak Paham Manajemen Keuangan

Menjadi agen asuransi itu sangat mudah lho, hanya cukup membayar uang pendaftaran dan mengikuti tes tertulis yang diadakan oleh asosiasi. Itupun biasanya bisa 'dibantu' sehingga dijamin pasti lulus. Itu sebabnya menjadi agen asuransi seringkali dijadikan sampingan, apalagi di bancassurance.

Sayangnya, kemudahan tersebut berarti bahwa ada kesenjangan besar antara satu agen dengan lainnya, baik dari segi pencapaian maupun kompetensi. Kompetensi yang dimaksud tentunya pemahaman soal dunia keuangan yang bisa memberikan nilai lebih bagi nasabah.

Jangan cari agen asuransi yang cuma pinter jualan tapi ga paham apa-apa soal dunia investasi! Asuransi adalah salah satu komponen dari portfolio pribadi, jadi agen asuransi anda harus paham posisi produk asuransi yang ditawarkan. Salah satu indikator bagus seorang agen asuransi adalah mereka memiliki kualifikasi CFP. Agen asuransi anda hendaknya sekalian menjadi financial advisor yang bisa melakukan 'cek kesehatan keuangan' anda serta sanggup memilihkan produk investasi lain selain asuransi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun