Mohon tunggu...
Ainy Fadillah
Ainy Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo perkenalkan nama saya fadil dan saya memiliki hobby bermain voli.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Posmodern terhadap Modernitas

9 Desember 2022   19:00 Diperbarui: 9 Desember 2022   19:01 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Era modern merupakan puncak perkembangan filsafat positivisme. Pemahaman bahwa hanya fakta atau hal yang dapat diteliti dan diuji yang melandasi pengetahuan yang sah telah sangat berpengaruh di bidang ilmu pengetahuan. Kebenaran dalam karya-karya dan kajian-kajian ilmiah didasarkan pada landasan filosofis positivisme. Di satu sisi periode modern adalah periode yang membawa manusia menjadi semakin rasionaI dan teknologis.

Landasan filsafat positivisme menimbulkan konsekuensi logis bagi manusia dan lingkungan. Landasan dualistik (subjek dan objek) menempatkan manusia sebagai subjek dan alam sebagai objek dan terjadilah eksploitasi alam. Ilmu pengetahuan bersandarkan positif-empiris  menjadi standar kebenaran  sehingga nilai moral dan agama menjadi kehilangan pengaruh. Akibat yang ditimbulkan adalah peningkatan kekerasan, depresi mental dan sebagainya. Ternyata latanan sosial yang dihasilkan selama era modern telah melahirkan berbagai konsekuensi logis bagi kehidupan manusia dan alam pada umumnya.

Dengan segala konsekuensi negatif itu akhirnya telah memicu berbagai gerakan yang hendak merevisi paradigma modern. Gerakan postmodernisme pada dasarnya merupakan sebuah upaya yang ingin merevisi paradigma modern.

Postmodernisme adalah pergerakan yang berupaya mengganti ide zaman modern. Ide zaman modern dengan ciri mengutamakan rasio, objektivitas, totalitas, strukturalisasi atau sistematisasi, universalisasi tunggal dan kemajuan ilmu pengetahuan. Postmodern bercita-cita ingin meningkatkan kondisi sosial, budaya dan kesadaran akan semua realitas serta perkembangan dalam berbagai bidang. Postmodern mengkritik modernisme yang telah menyebabkan sentralisasi dan universalisasi ide di berbagai bidang ilmu dan teknologi, dengan pengaruhnya dalam bentuknya globalisasi dunia.

Kritik Postmodernisme atas modernisme, yang mencakup hal-hal sebagai berikut:

Pertama, menolak pemikiran yang universal (totalism) namun yang ada adalah relativitas dari eksistensi plural. Oleh karenanya, perlu dirubah dengan cara berpikir dari "totalizing" menuju "pluralistic and open democracy" dalam segala aspek kehidupan. Dari sini dapat diketahui, betapa postmodernisme sangat bertumpu pada pemikiran individualisme sehingga dari situlah muncul relativisme dalam pemikiran seorang postmodernis. Ini jelas sangat berbeda dengan konsep metode ilmiah dan gejala ilmu pengetahuan modern yang menitikberatkan pada konseptualisasi dan universalisasi teori. Misalnya kita mengenal konsep induksi, deduksi, silogisme dan lain sebagainya yang menjadi acuan pokok untuk menemukan ide universal akan sebuah pengetahuan modern. Disinilah postmodernisme berpendapat semuanya itu hatus ditinggalkan dan ditinjau ulang.

Kedua, penekanan adanya pergolakan pada identitas personal maupun sosial secara terus-menerus yang tiada henti. Hal itu sebagai solusi dari konsep yang permanen dan mapan yang merupakan hasil dari kerja panjang modernisme. Postmodernis memberikan kritik bahwa hanya melalui proses berpikirlah yang dapat membedakan manusia dengan makhluk lain. Jika pemikiran manusia selalu terjadi perubahan, maka perubahan tadi secara otomatis akan dapat menjadi penggerak untuk perubahan dalam disiplin lain. Postmodernisme menolak segala bentuk konsep fundamental ---bersifat universal---yang bernilai sakralitas seolah menempati posisi sebagai tumpuan atas konsep-konsep lain. Manusia postmodernis diharuskan selalu kritis dalam menghadapi semua permasalahan, termasuk dalam mengkritisi prinsip-prinsip dasar -- dasar pengetahuan modern yang dianggap baku dan mapan.

Ketiga, semua jenis ideologi harus dikritisi dan ditolak. Selayaknya dalam konsep berideologi, ruang lingkup dan gerak manusia akan selalu dibatasi dengan mata rantai keyakinan prinsip yang permanen. Sedang setiap prinsip permanen dengan tegas ditolak oleh kalangan postmodernis. Oleh karenanya, manusia postmodernis tidak boleh terikat pada ideologi permanen apapun, termasuk ideologi agama sekalipun.

Keempat, setiap eksistensi obyektif dan permanen harus diingkari. Atas dasar pemikiran relativisme, manusia postmodernis ingin membuktikan tidak adanya tolok ukur sejati dalam penentuan obyektifitas dan hakekat kebenaran,kebenaran agama sekaligus.

Prinsip postmodernisme adalah meleburnya batas wilayah dan pembedaan antar budaya tinggi dengan budaya rendah, antara penampilan dan kenyataan, antara simbol dan realitas, antara global dan lokal dan segala oposisi biner lainnya yang selama ini dijunjung tinggi oleh teori sosial dan filsafat modern. Jadi postmodern secara umum adalah proses dediferensiasi dan munculnya peleburan di segala bidang. Postmodernisme merupakan intensifikasi (perluasan konsep) yang dinamis, yang merupakan upaya terus menerus untuk mencari kebaruan, eksperimentasi dan revolusi kehidupan, yang menentang dan tidak percaya pada segala bentuk narasi besar (meta naratif), dan penolakannya terhadap filsafat metafisis, filsafat sejarah, dan segala bentuk pemikiran totalitas, dan lain-lain. Postmodern dalam bidang filsafat diartikan juga segala bentuk refleksi kritis atas paradigma modern dan atas metafisika pada umumnya dan berusaha untuk menemukan bentuknya yang kontemporer.

Ciri postmodern adalah: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun