Mohon tunggu...
Ainun SuciQurani
Ainun SuciQurani Mohon Tunggu... Lainnya - Bdz_x

belajar bukan karena nilai melainkan karena ia bernilai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Palestina kepadanya Hati Merindu

26 Juli 2021   22:04 Diperbarui: 26 Juli 2021   22:13 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Langit perlahan menghitam, bumi sedikit demi sedikit mulai memerah, bangunan-bangunan tinggi sekejap merata, ratusan bahkan ribuan peluru menghantam tanpa kepedulian. Isak tangis merintih kesakitan, gema takbir terus bersorak tak terhentikan, satu persatu mujahid mujahidah telah pulang berpamitan. Rumah-rumah dirampas, anak-anak ditindas, wanita-wanita kehormatannya diinjak-injak, dan darah tiada hentinya terus mengalir menderas sungguh memilukan. Tahun demi tahun dan bertahun-tahun palestina kita bersama-sama telah menyaksikan, lalu hingga kapan kisah ini akan terhentikan.

Bukan soal apakah quds akankah tertaklukkan apa tidaknya, bukan akankan kisah memilukan ini akan usai atau akan terus berkelanjutan, ataukah kapankah kisah memilukan ini akan terakhirkan dan berakhir, karena sejatinya ia akan selalu berjaya dan merdeka, namun yang menjadi pertanyaannya siapakah yang mau memperjuangkannya tuk mempertahnkannya? Siapakah diantara kita yang mau menghibahkan ruh juga raganya? Siapakah ia yang mau mengorbankan jiwa juga hartanya? Mau nggak?

Palestina ialah tanah yang disucikan, dan penuh keberkahan, negeri yang didalamnya masjid Al Aqsa yang dilipatkan gandakan pahala tuk siapa yang sholat dalamnya, ialah kiblat pertama ummat islam, ialah tempat Rasulullah Mi'raj, ialah Baitul Maqdis, Baitul Muqoddas, negeri Palestina.

: (( )) : (( ))  

Rasulullah  bersabda: " Satu shalat di mesjidku lebih utama dari tempat sholat di masjid Al Aqsa, dan masjid Al Aqsa tempat shalat yang baik. Dan hampir tiba suatu masa, dimana seseorang memiliki tanah seuukuran tali kekang kudanya, dari tempat itu terlihat Baitul Maqdis, hal itu lebih baik baginya dari dunia seluruhnya" atau beliau mengtakan " lebih baik dari dunia dan segala  yang ada didalamnya" (HR. Hakim daan dishahihkan oleh Asz-Dzahabi).

Palestina sungguh ia terlalu suci tuk diberikan kepada mereka berhati bejat, sungguh ia tanah yang penuh keberkahan dengan sejarahnya yang begitu mulia tuk diabaikan tak dipedulikan. 

Sungguh perjuangan tuk menjaga Alquds ialah kewajiban kita bersama tuk meneruskan warisan Solahuddin  juga Sultan Abdul Hamid tuk menjaganya. Sungguh benar, you don't need to be muslim to stand up for gaza, you just need to be human, tak perlu menjadi muslim untuk dapat membela gaza, Anda hanya memerlukan rasa kemanusiaan. Maka dari itulah saatnya beraksi, membela kebenaran dan membrantas kebathilan, karena itulah penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. "Birruh biddam nafdika ya Aqsha Dengan ruh juga dengan darah kami membelamu wahai Al Aqsa".

Apakah kita telah lupa dengan perjuangan ia Sholahuddin yang berkata "Aku malu tuk tersenyum sedangkan Quds masih terjajah".

Apakah kita telah lupa dengan kegigihan Sultan Abdul Hamid yang berkata menolak "Demi Allah aku bersumpah, aku tidak akan berikan tanah Palestina kepada Yahudi, meski sejengkal tanah sekalipun".

Lalu kemanakah ia Sholahuddin selanjutnya dan manakah ia Sultan Abdul Hamid yang akan mewariskan perjuangannya demi menjaga Al Aqsa, kemanakah ia yang dipundaknya amanah tuk menjaga kejayaan islam, kemanakah ia yang dihatinya rasa kemanusiaan. Dimanakah alukhuwah islamiyah? Dan kemankah mereka yang mau memperjuangkan agamanya? Kemanakah kalian?  Dan dimanakah kalian?

Berbicara soal palestina sesungguhnya kita tidak berbicara tentang kebangsaan, bukan soal kelompok, bukan soal suku, ataupun kebudayaan, melainkan disini kita berbicara tentang islam juga tentang kemanusiaan yang harus diberikan hak-haknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun