Mohon tunggu...
Muhammad AinunRizqi
Muhammad AinunRizqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas AL-Azhar Indonesia

belajar belajar dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Halusinasi Dalam Pandangan Ilmu dan Agama Islam

17 Januari 2022   21:48 Diperbarui: 17 Januari 2022   21:55 10340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  • PENDAHULUAN

Bahwa halusinasi termasuk dalam sebuah ilmu pengetahuan yang harus kita pelajari dan ketahui, karena gejala halusinasi termasuk ke dalam ilmu kejiwaan yang pernah dialami oleh semua orang. Apakah dengan keadaan sadar maupun tidak sadar. Sesungguhnya halusinasi adalah perubahan sensori dimana pasien merasakan sensasi yang tidak ada berupa suara, penglihatan, pengecapan,dan perabaan (Damaiyanti, 2012). Halusinasi juga merupakan suatu gejala gangguan jiwa dimana seseorang merasakan suatu stimulus yang sebenarnya tidak ada. Seseorang mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa pendengaran, penglihatan, pengecapan, perabaan, dan penciuman (Sutejo, 2017).

Kemudian dalam ilmu kesehatan, umumnya, halusinasi adalah gejala dari kondisi kesehatan mental tertentu, contohnya psikosis. Bahkan, kondisi ini juga sering dikaitkan dengan berbagai gangguan mental lainnya. Akan tetapi halusinasi tidak sama dengan mimpi yang muncul saat Anda sedang tidur. Pasalnya, halusinasi terjadi saat Anda dalam kondisi terbangun atau sadar, dan bisa muncul kapan saja, baik pagi, siang, sore, atau malam hari.

Ajaran di dalam Agama Islam, gangguan halusinasi dapat dikendalikan untuk kesembuhan semua manusia. Karena, agama Islam adalah yang menyeluruh, mengandung banyak nilai-nilai yang dapat diterapkan untuk mencegah terjadinya gangguan jiwa. Seperti melakukan ibadah shalat, melakukan dzikir dan sholawat, ikhlas apa yang diterima dari segala bentuk aktivitas yang dilakukannya dan yang diberi. Bahwa seseorang yang melakukan dengan hati yang ikhlas dan jiwa yang tenang, maka dapat terhindar dari gangguan mental maupun jiwa, salah satunya adalah gangguan halusinasi yang berlebihan.

Sesungguhnya dalam Agama Islam, ilmu merupakan salah satu perantara untuk memperkuat keimanan. Iman hanya akan bertambah dan menguat, jika disertai ilmu pengetahuan. Ajaran Islam tidak pernah melakukan dikotomi antar ilmu satu dengan yang lain. Karena dalam pandangan Islam, ilmu agama dan umum sama saja berasal dari Allah. Islam juga menganjurkan kepada seluruh umatnya untuk bersungguh-sungguh dalam mempelajari setiap ilmu pengetahuan.  Kemudian, Dunia Islam mencapai kemajuan atau menciptakan peradaban karena ilmu pengetahuan mendapatkan apresiasi yang tinggi dari umat Islam. Hal itu disemangati oleh ajaran Islam sendiri sebagaimana yang termuat di dalam kitab suci al-Qur'an.

 

 PEMBAHASAN

  • Halusinasi dalam Pandangan Ilmu

Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, sehingga klien menginterpretasikan sesuatu yang tidak nyata tanpa stimulus atau rangsangan dari luar (Stuart dalam Azizah, 2016). Berdasarkan pengertian halusnasi itu dapat diartikan bahwa, halusinasi adalah gangguan respon yang diakibatkan oleh stimulus atau rangsangan yang membuat klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Dalam ilmu pengetahuan psikologi, halusinasi sebagai tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan klien mengambil keputusan tegas, klien lebih suka memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal. Halusinasi dapat disebabkan melalui Penyakit mental, Penyalahgunaan zat, Kurang tidur, dan Obat-obatan.

  • Halusinasi dalam Agama Islam

Dalam agama Islam, halusinasi terjadi adanya penyakit mental yang terjadi pada diri seseorang, karena terganggunya jasmani dan rohani. Di dalam Islam disebut dengan amradh al-qulub atau aswan al-nufus yaitu memiliki jiwa yang sehat sehingga manusia dapat bahagia di dunia dan akhirat. Agama Islam juga menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat dihindarkan dengan selalu melakukan perbuatan yang didasari niat yang ikhlas dan melakukan setiap pekerjaan secara benar, jujur, tekun, dan professional. Semua semata-mata untuk mencari Ridho Allah SWT. Dan halusinasi yang termasuk gangguan jiwa tersebut, dapat diidentikkan dengan beberapa sifat buruk atau tingkah laku tercela (al-akhlaq al-mazmumah), seperti sifat tamak, dengki, iri hati, arogan, emosional dan seterusnya. Hasan Muhammad as-Syarqawi dalam kitabnya Nahw 'Ilmiah Nafsi.

Untuk mencegah penyakit jiwa, dalam Agama Islam harus dapat punya mental yang sehat ialah mental yang memiliki iman dan taqwa kepada Allah Swt, dengan itu maka akan dapat mengendalikan sikap, tindakan dan tingkah laku manusia dalam menghadapi segala macam persoalan hidup.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun