Kemiskinan merupakan keadaan dimana seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara finansial. Kemiskinan sendiri adalah fenomena sosial yang tidak bisa dihindari oleh masyarakat maupun negara. Kondisi kemiskinan di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami pasang surut. Sehingga perlu adanya usaha pemerintah untuk menangani masalah ini sebelum menimbulkan masalah sosial lainnya.
Ada banyak permasalahan yang disebabkan oleh kemiskinan, salah satunya adalah masalah stunting. Stunting adalah kondisi anak yang kekurangan asupan gizi sehingga pertumbuhan anak terganggu. Kemiskinan mengakibatkan stunting karena rata-rata masyarakat miskin tidak mampu membeli makanan bergizi akibat keterbatasan ekonomi yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan data BPS tahun 2019 yang menyatakan bahwa sebagian besar anak stunting berasal dari keluarga yang tergolong miskin atau berada dibawah garis kemiskinan.Â
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, persentase penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2022 mengalami penurunan. Persentase penduduk miskin di Indonesia  Maret 2021 sebesar 10,14%, dan pada bulan Maret 2022 menjadi 9,54%. Hal ini sebanding dengan angka stunting yang menurun pada tahun 2022, dimana pada tahun 2021 angka stunting 24,4% dan pada 2022 menjadi 21,6%. Hal ini menunjukan apabila angka kemiskinan menurun maka angka stunting juga akan turun.
Memang tidak semua masalah stunting diakibatkan oleh kemiskinan. Namun, adanya kemiskinan membuat sebuah keluarga kesulitan untuk memperoleh akses pangan dan kesehatan. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah stunting perlu dilakukan usaha untuk menurunkan angka kemiskinan.
Masalah stunting ini perlu diatasi dengan baik supaya generasi Indonesia kedepannya mampu tumbuh menjadi generasi yang sehat dan unggul. Serta mampu meningkatkan kualitas pendidikan mereka agar menjadi masyarakat yang sejahtera secara finansial.
