Mohon tunggu...
Aiman Witjaksono
Aiman Witjaksono Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan TV

So Called Journalist

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Perang Data Jokowi-Prabowo, Siapa Nyata?

13 November 2018   08:27 Diperbarui: 13 November 2018   10:00 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(MAULANA MAHARDHIKA)

Belakangan terdengar semakin masif, "serangan" demi serangan dilancarkan. Baik dari pihak Prabowo Subianto, maupun dari Pihak Jokowi.

Mulai dari Tempe setipis "ATM", Chicken Rice oleh Cawapres Sandiaga Uno, yang dibalas dengan Ajuan data Tingkat Kemiskinan dari pihak Jokowi. Hingga istilah "Ekonomi Kebodohan" pada pidato Prabowo Subianto, yang dijawab oleh pihak Jokowi-Ma'ruf, bahwa Prabowo Subianto & Sandiaga Uno, sulit untuk merakyat karena berasal dari kalangan kaya.  

Chicken Rice hingga "Tempe ATM"

Kampanye-kampanye ini, berhasil meraih panggung media sosial dan media massa nasional. Pembahasan tak pernah berhenti di ranah media, baik arus utama maupun blog pribadi. Setiap pekan selalu ada hal yang baru yang ditampilkan, dan renyah jadi pembahasan. Hingga tak lagi diperlukan cek dan ricek di lapangan.

Apakah data itu benar, atau sekadar karangan untuk Gimmick kampanye belaka? Dan yang lebih penting lagi, apakah data-data sederhana yang dilempar ke publik ini, bisa secara langsung membantu warga Indonesia, khususnya pemilih untuk memahami Program, Visi, Misi pasangan calon? Atau tak lebih hanya guyonan politik yang ada di panggung kampanye?

Angka Kemiskinan yang Turun Terendah Sepanjang Sejarah?
Program AIMAN yang akan tayang nanti malam mengupas masalah ini. Aiman mendatangi langsung tempat - tempat yang diklaim kedua pihak (Jokowi & Prabowo),  menjadi dasar penghitungan mereka dari angka - angka ekonomi sederhana yang dijadikan "jualan" kampanye.

Aiman mengupas pula angka kemiskinan riil yang sebelumnya diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikatakan turun menjadi satu digit, yang tidak pernah ada sepanjang sejarah Republik berdiri. Mana yang nyata?

AIMAN Buktikan Klaim Kedua Pihak
Saya mendatangi sejumlah tempat di Jakarta, yang bisa menjawab data - data di atas. Memang tidak peru jauh untuk mengecek data - data ini. Di sekeliling kita dimanapun bisa dengan mudah kita mengeceknya.

Tibalah saya di sebuah tempat yang marak menjual makanan. Ada puluhan warung hingga restoran "chicken rice" alias nasi ayam yang berbaris di sepanjang jalan.

Saya mulai datangi warung - warung tersebut dan tak lupa saya masuk pula ke salah satu restoran yang bergabung dengannya dengan coffee shop dan tentu menjual nasi ayam. Di warung sederhana nasi ayam ala restoran cepat saji, yang jika di resotran cepat saji di jual sekitar 25 ribu rupiah.

Di tempat ini, dijual hanya 14 ribu rupiah.  Sementara nasi ayam di tempat yang lebih elite yang menempel pula coffee shop di dalamnya, makanan ini dibanderol seharga tak lebih dari 27,5 ribu rupiah bahkan saya membeli dengan tempe yang ternyata juga masih tebal, tak tipis apalagi setipis kartu ATM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun