Mohon tunggu...
LISA AIKO
LISA AIKO Mohon Tunggu... Aiko works as a teacher, content creator, writter,Master of Ceremony at many events and has been a broadcaster and reporter on the radio for dozens of years. In addition, she also graduated from the faculty of psychology and has soft skill certification in the fields of Public Speaking (CPS), Hypnosis (CHTc), Certification in the field of NLP (CNLPTc), Counseling (CCLS), Therapy (CTRS), and Coaching CCHS

Aiko or better known as Lisa Aiko loves writing, playing musical instruments, singing and public speaking.As a content creator, Aiko loves new things and loves to learn. She hopes that her writing can be an inspiration to many people.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Chat GPT di Sekolah : Membantu Siswa Belajar atau Justru Mempermudah Jalan Pintas?

30 April 2025   16:10 Diperbarui: 1 Mei 2025   21:12 1791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto Siswa dan Chat GPT (Sumber : Freepik/Kredit Lisa aiko))

Oleh: Lisa Aiko

Digitalisasi makin menjadi, termasuk di dunia pendidikan. "Mesin Pintar Masuk Kelas", begitulah Chat GPT bagi para siswa. Anak-anak dapat menyelesaikan tugas esai hanya dalam hitungan menit—cukup dengan menuliskan perintah atau prompt di ChatGPT. Tapi di balik kemudahan itu, para guru mulai bertanya-tanya: "Apakah ini hasil pemikiran siswa, atau buatan mesin pintar?"

Kehadiran kecerdasan buatan (AI), terutama ChatGPT, telah mengubah cara belajar banyak siswa. Mereka kini bisa mencari penjelasan rumit, merangkum materi, atau bahkan menulis puisi hanya dengan beberapa klik. Tapi di balik manfaat itu, muncul kekhawatiran: apakah siswa benar-benar belajar, atau sekadar mengandalkan mesin?

Antara Belajar dan Menyalin

Salah satu guru Bahasa Indonesia di sebuah SMA sering merasa ada yang janggal saat membaca tugas muridnya. "Tulisannya memang bagus, terstruktur, dan rapi. Tapi saat ditanya maksudnya, si murid bingung menjawab,' ujarnya.

"Kayaknya bagus banget, tapi rasanya hambar. Waktu saya tanya bagian tertentu, anaknya malah tidak paham," ujarnya sambil menghela napas.

Fenomena ini mulai marak: siswa bukan mencontek dalam arti klasik, tapi mereka menyerahkan proses berpikir ke mesin. Mereka menyelesaikan tugas, tapi tanpa benar-benar memproses isi pelajaran dalam pikiran mereka, dan mereka sangat bahagia dengan kehadiran AI ini.

AI-ku, Bestie-ku : Saat AI Jadi Teman Belajar

Namun tidak semua siswa menyalahgunakan teknologi. Sakura (nama samaran), siswa kelas 12, justru merasa terbantu.

"Kadang saya kurang paham dengan penjelasan dari buku atau guru. ChatGPT bisa bantu jelaskan dengan bahasa yang lebih mudah," katanya. "Tapi saya tetap baca buku juga, kok, dan saya tidak mencari jawaban ujian dari AI, karena bagi saya AI hanya membantu dalam proses belajar namun AI bukan jawaban."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun