Mari kita lihat studi kasus migran asal Lampung di Desa Jayamukti, Kabupaten Bekasi.Â
Suryaningsih (2007) menemukan bahwa migran yang memiliki jaringan sosial kuat lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa jaringan sosial mempermudah akses ke peluang yang tidak dapat diperoleh hanya dengan keterampilan.
Migran memanfaatkan jaringan dengan sesama pekerja di sektor industri. Mereka sering mendapatkan informasi lowongan pekerjaan atau peluang usaha.Â
Ini adalah contoh konkret bagaimana jaringan sosial membuka akses ke peluang yang tidak terlihat sebelumnya.
Teori Jaringan Sosial dan Relevansinya dengan Pengangguran
Teori jaringan sosial menjelaskan hubungan yang kita bangun memberi akses pada berbagai sumber daya.Â
Nur’aini, S. et al. (2023) menyebutkan bahwa dunia kerja bergantung pada jaringan sosial, terutama dengan kemajuan teknologi.
Mereka yang memiliki jaringan sosial luas lebih cepat memperoleh informasi tentang peluang kerja. Jaringan sosial juga memberi ruang untuk berbagi ide, sumber daya, dan modal usaha.Â
Memperluas relasi sosial penting, bukan hanya untuk pekerjaan, tetapi juga untuk bertahan hidup secara ekonomi.
Mengatasi Rasa Malu dan Membangun Koneksi
Membangun jaringan sosial yang luas tidak mudah, terutama bagi mereka yang malu atau introvert. Rasa takut ditolak atau ketidaknyamanan berinteraksi sering menjadi hambatan terbesar.Â
Namun, ini harus dilawan. Setiap perkenalan dengan orang baru membuka banyak pintu.
Mulailah dengan berbicara kepada orang-orang di sekitar kita, seperti tetangga atau teman lama. Kita tidak perlu langsung membicarakan pekerjaan atau usaha.Â