Menjelang Ramadan, SMURP khawatir boikot produk melemah, gandeng MUI untuk jaga konsistensi dukungan Palestina.
Ramadan sering disebut sebagai bulan refleksi dan perubahan. Orang-orang berlomba memperbaiki diri. Mengurangi kebiasaan buruk. Dan memperbanyak ibadah.Â
Masjid yang biasanya lengang jadi penuh. Pengajian lebih sering diadakan. Di media sosial, tren berbagi kebaikan meningkat. Â
Tapi di tengah semua itu, ada satu kebiasaan yang cenderung meredup. Yaitu konsistensi dalam gerakan boikot. Â
SMURP (Solidaritas Mahasiswa untuk Rakyat Palestina) menyadari bahwa saat Ramadan tiba. Fokus banyak orang bergeser. Boikot yang awalnya dilakukan dengan penuh semangat, perlahan terabaikan.Â
Orang yang tadinya vokal menyerukan boikot. Mungkin akan sibuk dengan urusan ibadah dan rutinitas Ramadan lainnya. Inilah alasan utama mengapa SMURP merasa perlu menggandeng MUI.Agar semangat boikot tetap terjaga. Bahkan di bulan penuh berkah. Â
Menurut Tirto.id, SMURP khawatir jika umat Islam berhenti menekan industri yang mendukung Israel. Maka dampak boikot akan berkurang.Â
Mereka ingin MUI mengambil peran lebih aktif. Dalam mengingatkan umat agar tetap konsisten. Untuk menjalankan boikot sebagai bagian dari perjuangan membela Palestina. Â
MUI dan Fatwa No. 83 Tahun 2023 Â
Dalam pertemuan di kantor MUI, Jakarta Pusat, SMURP mendapatkan respons positif. MUI menyambut baik inisiatif ini. Dan menegaskan kembali posisi mereka dalam mendukung gerakan boikot. Â
Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional MUI, Bunyan Saptomo.Â