Artikel ini ditulis untuk pemenuhan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia, menggunakan model 11 dengan gaya kilas balik.
Pada suatu zaman di hari yang terang benderang, di sebuah hutan terdalam di kawasan Barat Indonesia, hiduplah sekumpulan hewan. Mereka biasa mengadakan perlombaan lari untuk memperebutkan gelar "Pelari Tercepat" setiap tahunnya.
Tahun ini kebetulan hanya Kura-kura dan Kancil sebagai peserta. Dikarenakan Kancil yang dijuluki sebagai juara bertahan setiap perlombaan ini, maka tidak ada yang berani melawannya. Hanya Kura-kura yang berani.
Hari perlombaan pun tiba. Kancil yang sudah sedia berlari kencang menunjukkan ekspresi sombongnya terhadap Kura-kura. "Aku akan mendapat gelar juara bertahan lagi, Kura-kura. Alangkah baiknya kau menyerah sekarang," ucap Kancil. Kura-kura tersenyum membalasnya.
Beberapa saat kemudian, peluit panjang ditiup oleh Kelinci yang bertugas sebagai seorang wasit menandakan perlombaan telah dimulai. Kancil mulai berlari kencang dan Kura-kura berusaha dengan sekuat tenaga menyusul Kancil di depan. Niat buruk Kancil pun datang. Ia memutuskan menunggu Kura-kura di sebuah pohon di tengah rute perlombaan.
Tibalah Kura-kura di pohon tersebut. Ia terkejut melihat Kancil sedang menunggunya di sana. "Mengapa kau di sini dan tidak melanjutkan lari, Kancil?" Kura-kura bertanya. "Aku sengaja menunggumu di sini. Mari berlari bersama." Ucap Kancil dengan lemah lembut.
Tidak disangka, niat Kancil mengajak berlari bersama adalah semata-mata hanya untuk menjebak Kura-kura. Kancil sudah menyiapkan jebakan berupa lubang yang ditutupi dengan dedaunan agar Kura-kura terjatuh dan tidak bisa melanjutkan perlombaan. Alhasil, Kura-kura terjebak dalam lubang.
Kura-kura berteriak, "Kancil, Kancil! Mengapa kau membiarkan aku terjatuh di sini? Tolong akuuu!" Kura-kura berteriak dengan nada terkejut, ia terkejut ternyata Kancil masih berperilaku curang padahal ia tahu Kura-kura tidak memiliki kemampuan yang sebanding dengannya.
Singkat cerita setelah Kancil menjebak Kura-kura, ia melanjutkan perjalanannya. Ia sudah sangat percaya diri bahwa dia akan menjadi pemenangnya. Saat sedikit lagi sampai di garis finish, ternyata Kura-kura sudah terlebih dahulu berada di sana. Menyadari hal itu, Kancil pun mempercepat larinya. Namun, usahanya nihil. Pada akhirnya Kura-kura lah yang menjadi pemenangnya. Rakyat hutan pun dibuat kagum oleh Kura-kura yang berhasil melawan Kancil yang dikenal sebagai pelari tercepat di hutan itu.
Para hewan yang menonton berteriak, bersorak riang karena Kura-Kura menjadi pemenangnya. Sepertinya mereka bosan jika harus menyerahkan piala juara kembali kepada Kancil.
Kancil bingung. Ia tak terima piala pelari tercepat tahun ini jatuh kepada Kura-kura. Dengan nada kesal ia bertanya, "Mengapa bisa kau jadi juara? Bukannya gerakmu lambat, tubuhmu berat? Bagaimana, bagaimana bisa?" Kancil mencercah Kura-kura dengan pertanyaannya.