Mohon tunggu...
Ahmad Zaki Alwy
Ahmad Zaki Alwy Mohon Tunggu... Guru - Seorang Santri yang Tak Kunjung Pintar

وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gempa yang Menyimpan Hikmah | Manusia Kurang Peka

29 September 2018   15:41 Diperbarui: 29 September 2018   19:47 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gempa Bumi

Ditulis berdasarkan kisah nyata

Maghrib ini seperti biasa. Menuju masjid yang tak jauh dari rumah. Dzikir menjadi penunggu adzan maghrib. Tiga menit lagi adzan akan dikumandangkan. Seketika badan terasa goyang. Dalam hati berkata, "ini mungkin cuman getaran ringan saja, sama seperti yang lalu".

Lho.. kok tambah besar. Gempa!. Dua anak kecil di pinggirku langsung berlarian keluar masjid. Sementara aku masih di dalam dengan prasangkan akan usai. Ternyata semakin kencang. Tembok masjid bergetar, atap seng berbunyi gesek. Aku perhatikan sudah tidak ada yang di masjid. Sontak ada lelaki tua yang malah masuk.

Nek... gempa. Apa? (maklum, usianya sudah sangat tua). Gempa nek... gempa.!. . Sebab pembicaraanku tidak didengarnya dengan jelas. Aku tarik tangan beliau dan mengajak keluar. Sesampai di luar, beliau masih tidak keluar. Malahan memegang tiang masjid. Aku masuk dan kembali menarik tangannya. Alhamdulillah...kami selamat dengan jalan sempoyongan sebab getaran yang begitu kuat.

Tampak di depan masjid, rumah kayu. Rumah itu mengikuti irama gempa. Sedang warga, berhamburan keluar rumah dan menjauh dari tiang listrik.

Kedaraan berhenti. Banyak dari mereka terdiam bisu menyaksikan istana-nya berguncang. Aku hanya  tawakkal sambil mengencangkan dzikir yang belum usai tadi.

Setelah beberapa saat usai. Para jamaah kembali masuk masjid guna sholat maghrib yang telah lama masuk waktunya.

Seusai sholat, aku merenung di rumah. Belum nyaman renungan akan gempa tadi, tiba-tiba kaki bergetar, susulan terjadi. Kami tetap tenang, duduk di kursi bambu sambil memperbanyak kalimat thoyyibah.

Selang beberapa menit. Aku teringat akan pesan Al-Quran. Ya Allah, baru begini saja orang sudah pada takut. Apalagi bila kami merasakan guncangan yang sedahsyat-dahsyatnya.

Ingatan ku tertuju pada surah Al-Zalzalah yang artinya guncangan.

Aku baca ayat demi ayat bersama ummi di sisiku.

  • (Arabic text) 
  • [1] Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat,
  • (Arabic text) 
  • [2] dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
  • (Arabic text) 
  • [3] Dan manusia bertanya, "Apa yang terjadi pada bumi ini?"
  • (Arabic text) 
  • [4] Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya
  • (Arabic text) 
  • [5] karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) padanya.
  • (Arabic text) 
  • [6] Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-kelompok, untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatannya.
  • (Arabic text) 
  • [7] Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (semut pudak), niscaya dia akan melihat (balasan)nya,
  • (Arabic text) 
  • [8] dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah(semut pudak), niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun