Mohon tunggu...
Ahmad Humaidi
Ahmad Humaidi Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Mulai Menulis Dari MEDIA NOLTIGA (FMIPA UI), Sriwijaya Post, magang Kompas, Sumsel Post hingga sekarang tiada berhenti menulis... Menulis adalah amalan sholeh bagi diri dan bagi pembaca sepanjang menulis kebenaran dan melawan kebatilan.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Agama Bukan Sekedar Tidak Kacau

17 Oktober 2018   04:27 Diperbarui: 17 Oktober 2018   04:33 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Arti agama dalam bahasa Sansekerta adalah a= Tidak, gama: Kacau. Jadi agama adalah tidak kacau. Orang beragama adalah orang yang tidak kacau. Kalau ada orang yang kacau artinya orang itu tidak beragama.

Begitu arti agama secara sederhana sebagaimana dipahami kebanyakan orang yang mereka dapatkan dari bangku2 sekolah umum. Apa dan agama sebenarnya sebagaimana yang tertera dalam KTP pada kolom agama tidaklah sesederhana begitu. Karena agama serupa aturan2 atau hukum alam yang mengikat bumi dan langit sehingga berada dalam satu keteraturan memberi manfaat sebesar-besarnya kepada manusia dan makhluk hidup lainnya.

Hukum alam yang mengikat bumi dan langit serta benda2 di antara keduanya bisa diketahui melalui eksperimen dalam matematika, fisika, kimia dan biologi. Tempat tegak dan berdirinya iptek yang memungkinkan manusia mampu mendirikan bangunan2 tinggi bertingkat-tingkat di atas permukaan bumi dengan begitu megah dan kokoh. Sedikit banyak bisa menyamai kekokohan dan kemegahan bangunan bukit2 dan pegunungan2 yang menghiasi permukaan bumi.

Kalau langit dan bumi diikat dengan hukum alam maka manusia segala suku bangsa diikat oleh agama yang di dalamnya di antaranya mengandung hukum2 dan peraturan2. Jika manusia melaksanakan hukum2 dan peraturan2 dalam agama dengan konsisten dan konsekuen maka manusia mendapatkan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat.

Siapa yang menciptakan agama dengan hukum2 dan peraturan2 di dalamnya? Yang menciptakan agama adalah juga yang menciptakan hukum2 alam. Mustahil manusia menciptakan hukum2 dan peraturan2 buat yang mengikat langit dan bumi begitu teguhnya. Boleh dikatakan tidak ada bagian2 dari langit dan bumi menolak atau menentang hukum2 alam yang mengikat dirinya. Semua tunduk dan patuh kepada hukum2 alam. Bahkan melaksanakannya dengan konsisten dan konsekuen.

Bagaimana mungkin manusia menciptakan hukum2 alam yang mengikat langit dan bumi sedangkan keberadaan langit dan bumi lebih dahulu ada selama jutaan tahun dari keberadaan manusia? Bahkan manusia tidak tahu apa2 tentang langit dan bumi kecuali hanya sedikit saja. Keluasan langit dan bumi saat manusia memandang ruang angkasa tidaklah bertepi. Manusia hanyalah sebutir pasir dari lautan padang pasir yang tidak bertepi alias tidak terhingga.

Kalau begitu agama yang di dalamnya terdapat hukum2 dan peraturan2 yang mengikat manusia haruslah datang dari pencipta manusia. Begitu pula hukum2 alam yang mengikat langit dan bumi haruslah juga datang dari pencipta langit dan bumi. Dia-lah Allah. Tidak ada Tuhan selain Dia.

Hanya agama dari Allah saja yang disebut agama dalam bentuk Kitab. Allah datangkan agama kepada manusia dengan perantaraan Nabi2 dan Rosul2 yang menjadi utusan2 Nya dari kalangan manusia2 yang menjadi pilihan Nya. Kiranya Nabi2 dan Rosul2 menyampaikan agama kepada manusia di sekitarnya dan di seluruh permukaan bumi. Jangan sampai ada manusia yang tidak mendapatkan agama sama sekali. Setidaknya pernah mendapatkan Kitab2 Nya.

Itulah agama atau Kitab yang disebut agama dari Allah yang menciptakan langit, bumi dan manusia itu sendiri. Dibawa para Nabi2 dan Rosul2 yang terkenal adalah Nabi Daud Alaihi Salam dengan Kitab Zaburnya, Nabi Musa Alaihi Salam dengan Kitab Tauratnya, Nabi Isa Alaihi Salam dengan Injilnya dan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Salam dengan Kitab Alqurannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun