Mohon tunggu...
Ahmad Humaidi
Ahmad Humaidi Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Mulai Menulis Dari MEDIA NOLTIGA (FMIPA UI), Sriwijaya Post, magang Kompas, Sumsel Post hingga sekarang tiada berhenti menulis... Menulis adalah amalan sholeh bagi diri dan bagi pembaca sepanjang menulis kebenaran dan melawan kebatilan.....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seribu Orang Ngomong Hanya Ratna Ngaku Bohong

12 Oktober 2018   06:17 Diperbarui: 12 Oktober 2018   07:04 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di negeriku banyak orang suka ngomong. Ngomong apa saja yang penting ngomong membangun. Bisa membangunkan kemarahan singa2 yang lagi tidur dan istirahat. Bisa juga membangunkan orang2 yang lagi tidur dan bermimpi indah.

Di negeriku juga jauh lebih banyak orang yang suka mendengarkan omongan. Ngomong apa saja pastilah mereka mau mendengarkannya dengan senang hati. Berusaha mencari celah2 kesalahan ngomong karena kepeletot lidah, sok tahu dan merasa kepintaran.

Begitu ketahuan salah omong maka mereka yang suka mendengar omongan ngomong ke mana2 dan di mana2 hingga kedengaran pihak kepolisian. Naluri penegak hukum yang ada dalam setiap diri polisi langsung bangun, menyelidik dan menyidik siapa2 yang salah ngomong. Bagian dari penegakkan hukum larangan hoax sesuai undang2 ITE.

Kalau sudah begitu maka polisi ikut2an menjadi orang yang suka ngomong tapi tidak suka mendengarkan omongan. Pokoknya omongan polisi pasti benarnya. Mustahil salah. Kalau polisi salah ngomong maka yang salah adalah mereka yang mendengarkan omongan polisi.

Mau tidak mau setiap orang yang mendengarkan omongan polisi selalu membenarkan omongan polisi seaneh apapun omongan polisi pastilah benar. Mustahil salah.

Begitu keadaan negeriku yang warganya suka ngomong dan suka mendengarkan omongan untuk dicarikan kesalahan omongannya. Kebohongan memenuhi media2 massa cetak dan elektronik. Terlebih lagi media sosial, warung kopi dan bisik2 tetangga.

Di tengah2 negeriku yang suka ngomong ternyata hanya satu orang saja yang mengaku omongannya adalah bohong. boleh dikatakan dari seribu orang yang ngomong itu ternyata satu di antaranya yaitu Ratna yang mengaku bohong. Omongannya tidak benar. Jangan dipercaya. Siapa percaya omongannya padahal sudah tahu bohong tentulah orang2 bodoh bahkan sangat bodoh.

Ratna yang mengaku bohong omongannya membuat negeriku menjadi bergoncang dahsyat layaknya kena gempa bumi 10 skala richter. Diikuti tsunami setinggi gunung merapi dan keluarnya lumpur dari dalam bumi  seribu kali lebih besar dari lumpur Lapindo di Sidoarjo. Benar2 dahsyat.

Tiba2 saja terjadi pembalikan dari negeriku yang banyak orang suka ngomong. Justru Ratna yang mengaku bohong omongannya menjadi dianggap benar alias tidak bohong sebaliknya seribu omongan orang lainnya dianggap bohong. Berarti negeriku layak disebut negeri bohong dipimpin presiden pembohong, menteri tukang bohong dan rakyat bohong.

Hanya Ratna. Ya hanya Ratna yang tidak berbohong meski sebenarnya berbohong. Hanya gara2 negeri bohong maka Ratna yang mengaku bohong menjadi benar. Sebaliknya mereka2 yang ngomong tapi tak pernah mengaku bohong menjadi salah.

Keberadaan Ratna juga sebenarnya bohong. Tidak ada orang bernama Ratna baik perempuan apalagi laki2 di negeri bohong. Bagaimana mungkin negeri bohong ada orangnya. Yang ada orangnya pastilah negeri benar2an dan bukan negeri bohong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun