Mohon tunggu...
Ahsanuddin SPd
Ahsanuddin SPd Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru di MTsN 2 Jombang, PP Darul 'Ulum Rejoso Peterongan Jombang

Guru mapel IPA, penulis buku fiksi dan nonfiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peralihan Sebuah Keniscayaan

6 September 2021   17:32 Diperbarui: 6 September 2021   17:35 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir suatu jabatan bisa dilihat dari surat keputusan. Manusia bisa merencanakan. Rencana boleh saja, tapi semua Tuhan yang mewujudkan. Kadang manusia bisa berencana apa yang akan dilakukan saat pensiun dari jabatan. Sandaran kuat perlu ditanamkan pada pribadi agar saat takdirnya tiba sudah siap.

Dunia memang penuh dengan misteri kejadian yang sulit diprediksi. Prediksi manusia bisa tak terwujud oleh takdir Ilahi. Diperlukan kelapangan dada dalam menerima kenyataan. 

Kelapangan dada tidak bisa serta merta ada dalam diri pribadi seseorang. Pembelajaran yang luas dan panjang sangat diperlukan dalam mengarungi samudera takdir dengan ikhlas. Langsung atau tak langsung semua akan tertambat pada syaraf pikir manusia. 

Tinggal tergantung pada manusianya, apakah dia mau mengambil hikmah dari takdir yang terjadi. Baik buruknya takdir yang menimpa bisa dilihat dari sisi mana ia memandang. Hasil buah karya perenungan itulah yang dijadikan pedoman dalam menatap takdir berikutnya.

Dokpri
Dokpri

Manusia boleh berharap takdir baiknya. Harapan tersebut harus seimbang dengan berkaca pada pribadinya. Pribadi yang masih mengutamakan napsu tanpa pikiran yang jernih.

Kaca pribadi yang bagaimana agar mampu menerima takdir? Kaca pribadi yang mengedepankan sisi baik dibalik takdir. Kenapa itu diperlukan? Agar manusia bisa tahu diri. Manusia yang selalu memandang sisi negatif takdirnya. Ia berpandangan kalau yang menimpanya saat ini merupakan sesuatu kesialan. Kesialan karena apa yang diinginkan tidak tercapai.

Ketercapain yang tertunda sebenarnya ada sisi positip. Anggapan tersebut bisa muncul jika syaraf otaknya bekerja dengan hati yang jernih. Kejernihan hati yang bagaimana? Kejernihan hati yang selalu mengingat bahwa Tuhan pasti memberikan yang terbaik.

Kejernihan yang mengambil sisi positip dibalik takdir. Kenegatipan pandangan terjadi kalau takdir yang menimpanya tidak sesuai rencana. Karena itu janganlah kita menjauhi Tuhan. Kita harus selalu bertaqorrub/mendekat kepada Allah SWT. Kenapa? Karena hati ini akan tertata dengan rapi dalam menjalani usaha dan menjemput takdirnya.

Rencana yang sudah dibuat akan terasa nikmat untuk dijalani. Nikmatnya aktivitas karena adanya sandaran kuat kepada Tuhan Sang Penentu takdir alam jagad raya.

Salam literasi,

Kang Ahsan (Guru MTsN 2 Jombang, PP DARUL ULUM REJOSO JOMBANG)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun