Desa Maraya, Lebak -- Dalam rangka mewujudkan pengabdian yang tidak hanya bersifat edukatif dan sosial, tetapi juga berorientasi pada tata kelola pemerintahan desa, Kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 60 Universitas Bina Bangsa turut serta dalam kegiatan Musyawarah Desa (Musdes) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Maraya, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten.
Kegiatan Musdes yang dilaksanakan pada 17 Juli 2025 ini menjadi momentum penting bagi seluruh elemen masyarakat, termasuk mahasiswa KKM, untuk turut menyuarakan aspirasi dan terlibat aktif dalam proses perencanaan pembangunan desa. Hadirnya KKM 60 dalam forum tersebut menjadi bukti nyata komitmen mahasiswa dalam mendukung partisipasi aktif dalam roda pemerintahan desa.
Dalam Musyawarah Desa yang dihadiri oleh Kepala Desa Maraya, perangkat desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh masyarakat, kader PKK, dan perwakilan pemuda, perwakilan dari KKM 60---khususnya dari divisi bidang pemerintahan---turut menyampaikan sejumlah masukan dan potensi sinergi antara program kerja mahasiswa dengan rencana pembangunan desa tahun mendatang.
Kepala Desa Maraya,Bapak Pahruroji,dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas keikutsertaan mahasiswa KKM dalam Musdes. Ia menganggap kehadiran mereka bukan hanya sebagai pelengkap, tetapi sebagai mitra kolaboratif yang memiliki semangat, gagasan segar, dan daya dukung intelektual bagi pembangunan desa.
> "Kami merasa bangga dan terbantu dengan kehadiran adik-adik mahasiswa. Musdes kali ini menjadi berbeda karena diwarnai dengan ide-ide baru yang lahir dari semangat anak muda yang ingin membangun desa. Ini adalah langkah baik bagi keterlibatan generasi muda dalam tata kelola desa," ujar Kepala Desa.
Selama Musdes berlangsung, KKM 60 turut mencatat berbagai poin penting terkait usulan warga dan program prioritas desa. Mahasiswa juga menyampaikan rencana program kerja KKN yang telah mereka susun, di antaranya:
* Bimbingan belajar dan peningkatan literasi siswa sekolah dasar.
* Peningkatan kesadaran kesehatan melalui posyandu dan edukasi PHBS.
* Pelatihan pembuatan pupuk organik untuk petani.
* Pelatihan kewirausahaan berbasis potensi lokal, khususnya bagi pemuda desa.
* Digitalisasi administrasi desa sederhana.
Ahmad Zidhan Ramadhan, Bidang Pemerintahan, menyampaikan bahwa keterlibatan mereka dalam Musdes adalah bagian dari bentuk pembelajaran kontekstual yang hanya bisa diperoleh langsung dari lapangan. Ia berharap mahasiswa tidak hanya berperan sebagai pelaksana program kerja, tetapi juga sebagai penghubung antara dunia akademik dan realitas sosial yang ada di masyarakat desa.
> "Musdes ini sangat membuka mata kami. Kami bisa melihat langsung bagaimana proses musyawarah, pengambilan keputusan, dan penyusunan program kerja desa dilakukan secara demokratis. Ini pelajaran luar biasa bagi kami yang ke depan akan menjadi bagian dari masyarakat profesional," ungkap Zidhan.
Kegiatan ini juga menjadi sarana mahasiswa untuk membangun komunikasi yang harmonis dengan masyarakat dan pemerintah desa. Tidak sedikit masyarakat yang mengaku senang dengan antusiasme mahasiswa dalam berbagai kegiatan desa sejak kedatangan mereka.
