Mohon tunggu...
Mas Zen
Mas Zen Mohon Tunggu...

Nama lengkap ahmad zainul ihsan arif biasa dipanggil maszen. Mencoba menceritakan kehidupan yang dilihat oleh mata dan batin. Menulis apa yang diyakini untuk disharing. website

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menengok KKN Posdaya Unirow, dari Membatik Hingga Ikan Bandeng Asap Tanpa Duri

11 Agustus 2010   20:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:07 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Artikel ini dipublikasikan di http://unirow.ac.id [caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Mahasiswa KKN Unirow mempola"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Proses membatik dampingan mahasiswa KKN"][/caption]

Apa itu KKN Posdaya yang pada tanggal 10 Agustus lalu diresmikan oleh Prof. Dr Haryono Suyono? Sebuah istilah yang kurang populer ditelinga kita bukan. Namun apa salahnya bila kita menengok bagaimana mahasiswa-mahasiwa tersebut menerapkan ilmunya di pelosok-pelosok desa wilayah Kab. Tuban. Desa pertama yang admin unirow.ac.id kunjungi adalah Kelurahan Karang, Kecamatan Tuban.

Inilah kali pertama admin unirow.ac.id turun gunung untuk mendokumentasikan kegiatan KKN. Menyenangkan melihat mahasiswa unirow ber-KKN dan disambut terbuka oleh masyarakat, tanpa kecuali aparat desa setempat. Sambutan masyarakat ini tak disia-siakan oleh mahasiswa. Meski mereka belum menyandang gelar sarjana namun semangat untuk berbagi ilmu perlu diajungi jempol. Di Kelurahan Karang, Mahasiswa KKN Unirow menyumbangkan bagaimana batik Tuban dapat mempunyai nilai tambah di pasaran. Sumbangan inovasi design dan bagaimana mengurangi penggunaan bahan kimia dalam membatik. “Menggunakan bahan pewarna alami dari tumbuhan ternyata tidak mengurangi keindahan warna dan aman,” ujar Ida Ayu, mahasiswa FKIP jurusan Matematika. Menurut, Pembantu Rektor I Dra. Marita Yusidawati, M.Si yang ditemui di lokasi KKN, KKN kali ini difokuskan bagaimana semaksimal mungkin memberdayakan keluarga melalui pos-pos pemberdayaan keluarga. “Targetnya adalah bagaimana partisipasi warga dapat mengikuti KKN yang bertujuan mengangkat ekonomi keluarga. Pos-pos daya dibentuk untuk keberlanjutan program,” terang Marita alumnus Universitas Diponegoro Semarang. [caption id="" align="alignleft" width="576" caption="Menerangkan bagaimana limbah tahu diolah"][/caption] Selesai melihat proses membatik mahasiswa KKN Unirow bersama warga Kelurahan Karang. Selanjutnya berpindah lokasi ke Kelurahan Sukolilo. Di sini, Mahasiswa KKN Unirow menampilkan sesuatu yang berbeda. Bagaimana mengolah limbah tahu menjadi aneka produk makanan. Limbah tahu di tangan Mahasiswa Unirow ternyata bisa diolah menjadi aneka rupa makanan, antara lain Nata de Soya, Soyghout, dan susu kedelai. Resepnya panjang kalau disampaikan di sini, lebih baik datang langsung di lokasi KKN yang rencananya berakhir bulan oktober. Menurut Lurah Baturetno Imam Moch Tarom Tetangga Kelurahan Sukolilo, Pelatihan pengolahan limbah tahu sangat tepat, kedua kelurahan ini memang terdapat usaha produksi tahu kecil-kecilan. “Kegiatan yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan ekonomi keluarga,” ungkap Tarom di sela-sela mendampingi Mahasiswa KKN Unirow menanam tanaman produktif di wilayah kelurahannya. [caption id="" align="alignleft" width="640" caption="Siap suguhkan pada keluarga posdaya"][/caption] [caption id="" align="alignleft" width="640" caption="Mengasap ikan bandeng"][/caption] Lelah tak terasa karena tugas meliput KKN Unirow. Perjalanan saya lanjutkan ke Desa Keradenan, Kecamatan Palang. Di sini, mahasiswa KKN menekankan pada pembuatan aneka rupa kue lebaran dan pembuatan alat peraga untuk pendidikan usia dini (Paud). Menarik memang, alat peraga dibuat sederhana dari kertas kertas karton bekas. Alat peraga tersebut kemudian diserahkan ke TK desa setempat. Perjalanan berlanjut ke Desa Wangun sebuah desa terpencil di Kecamatan Palang. Harum aroma ikan menyambut kedatangan saya. Ternyata para mahasiswa KKN sedang berkumpul mengasap ikan Bandeng. Lo kok ikan air tawar yang disajikan ke masyarakat, padahal daerah ini dikenal dengan daerah nelayan, saya mengajukan pertanyaan ke kerumunan mahasiswa. “Ya pak, ikan laut sedang mahal, cuaca buruk, ada tambak bandeng yang dikelola warga di sini kenapa tidak dimanfaatkan,” tungkas mahasiswi S1 Pendidikan Usia Dini. Ternyata hasil ikan dimasak dengan teknik di asap mempunyai rasa tersendiri. Aromanya, dan tekture pada ikan bercitarasa khas, dan lezat. Apalagi dipadu dengan sambal dan lalapan yang menarik. Produk makanan ini layak dijual ke pasaran internasional. Padahal teknik masak ikan dengan mengasap ini tidak berubah banyak dari nenek moyang kita jaman purba. Ikan Bandengnya pun bau tanahnya hilang. [caption id="" align="alignleft" width="640" caption="Menikmati bandeng asap ala mahasiswa KKN"][/caption] Selain menularkan ilma mengasap ikan, mahasiswa KKN Unirow pun mengenalkan bagaimana teknik mencabut duri ikan bandeng kepada warga masyarakat Desa Wangun. Al hasil, produk ikan bandeng asap tanpa duri dapat disuguhkan ke keluarga posdaya. Hmmm, nikmatnya ikan bandeng asap mengakhiri perjalan admin meliput.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun