Mohon tunggu...
Ahmad Subarkah
Ahmad Subarkah Mohon Tunggu... Guru - Guru/Kepala Sekolah

Kepala Sekolah SD Negeri Sempol Kecamatan Sukoharjo, Kabuapaten Wonosobo Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Membangun Budaya Positif

2 Februari 2023   12:55 Diperbarui: 2 Februari 2023   12:57 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan harus membimbing dan menguatkan dengan apa yang ada pada diri siswa agar anak dapat selalu memperbaiki semua tingkah laku, tutur kata dan cara hidup. Dan pada proses ini anak diberi kesempatan seluas luasnya untuk mengembangkan potensi bakat serta minatnya. Menjelaskan makna konsep disiplin, keyakinan, hukuman serta konsekwensi.

Menyusun strategi strategi nyata yang efektif dengan mewujudkan kolaborasi beserta seluruh pemangku kepentingan sekolah agar tercipta budaya positif yang dapat mengembangkan karakter murid.

Pemahaman disiplin positif, dimana disiplin diri membuat orang menggali potensinya menuju sebuah tujuan dan apa yang dia hargai (bukan wujud dari sebuah aturan ataupun keterpaksaan). 

Kesepahaman dalam mengaplikasikan restitusi yang memungkinkan bagi murid untuk memperbaiki kesalahan sehingga dapat kembali ke dalam kelompoknya dengan pribadi yang lebih kuat serta menciptakan keyakinan kelas, dimana proses ini merupakan hasil kesepakatan antara guru dan murid

Bagaimana membangun budaya positif dengan menerapkan konsep disiplin positif dalam berinteraksi dengan murid, hal tersebut dapat dilakukan dengan memahami Teori Disiplin Positif, Posisi Kontrol, Segi Tiga Restitusi, dan Kebutuhan dasar manusia dan restitusi.

Tentang kontrol diri, yaitu belajar untuk kontrol diri agar dapat mencapai suatu tujuan mulia. Motivasi perilaku manusia menekankan motivasi internal, sampai pada tingkatan disiplin positif dengan kosep yang saling menang dan menang. 

Kita memerlukan pihak lain untuk mendisiplinkan kita atau motivasi eksternal, karena berasal dari luar, bukan dari dalam diri kita sendiri. Menciptakan budaya positif, dengan penerapan disiplin positif dipraktikkan untuk menghasilkan murid-murid yang berkarakter, disiplin, santun, jujur, peduli, dan bertanggung jawab.

Melalui restitusi dapat membuat murid menyadari kesalahannya dan memperbaiki kesalahan mereka tanpa adanya unsur paksaan dan hukuman. Hukuman lebih bersifat negatif sedangkan restitusi itu lebih kearah perubahan yang positif. 

Dengan restitusi akan membawa murid memiliki karakter yang lebih kuat, mampu mencari solusi untuk masalah yang mereka hadapi, mampu mengarahkan diri mereka mau menjadi seperti apa nantinya dan tahu bagaimana mereka harus menghargai / memperlakukan orang lain. 

Jika dari dalam (internal) diri murid sudah mengalami perubahan maka akan berubah juga keluar (eksternal), maka dalam diri murid sudah terbentuk budaya positif.

Motivasi dapat berupa penghargaan yang akan mempunyai dampak bagi peserta didik baik positif maupun negatif Hukuman merupakan hal yang sangat menyakitkan bagi peserta didik dalam jangka waktu yang lama Penghargaan dapat membuat peserta didik melakukan dengan berbagai cara untuk meraihnya Restitusi adalah memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memperbaiki kesalahan semua itu untuk mewujudkan kedisiplinan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun