Mohon tunggu...
Ahmad Sofwan
Ahmad Sofwan Mohon Tunggu... Penulis - lahir didesa berjuang dikota dengan semangat kebersamaan.

Membaca dan Menulis adalah bagian dari hidupku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran Santri untuk Kemerdekaan serta Peradaban Islam

22 Oktober 2020   22:00 Diperbarui: 22 Oktober 2020   22:05 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemilik Poto Saya Pribadi pada Kegiatan Musyawarah Nahdlatul Ulama Sumatera Utara

Dahulu banyak yang bertanya kepada saya terkait peran Pondok Pesantren dan Santri dalam Negara kesatuan Republik Indonesia, banyak pula yang berpikir bahwa santri tidak ada kontribusi dalam perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan, termasuk dari kalangan-kalangan umum yang tak mengerti sejarah dan peran penting Pondok Pesantren dan Santri bagi Indonesia.

Keberadaan perjuangan dan pengabdian kalangan santri mutlak di tiadakan dalam bangsa Indonesia, dalam buku - buku sejarah tidak dituliskan oleh kalangan - kalangan yang merasa pintar dan hebat di negeri ini, mereka hanya menuliskan sekelumit perjuangan kalangan Islam Tradisional yang lahir dari Pondok Pesantren.

Sejarah lebih dominan dikuasai oleh kalangan Sosialis dan komunis bahkan sejarah mereka baik dalam era perjuangan hingga kemerdekaan dituliskan. 

Namun tidak untuk kalangan santri, bahkan kalangan santri diterbelakangkan oleh pemerintahan, dari zaman orba hingga orde, lalu pada masa Gusdur Santri kembali di angkat sejarahnya, sampai pada masa Susilo Bambang Yudoyono kembali di terbelakangkan dengan issu kalangan tradisionalis dianggap sebagai kalangan terbelakang yang tak mampu memajukan negri.

Dari Masa ke masa pemerintahan hanya pokus membesarkan dan memberi kekuatan kekuasaan pada kalangan modernis yang cendrung mengadopsi faham kebarat - baratan bahkan amat banyak kalangan yang berpendidikan di luar dari negri, terutama eropa dan amerika.

Baru setelah zaman Jokowi santri kembali diangkat dan dikaji sejarah sebenar - benarnya hingga lahir hari Santri Nasional yang jatuh pada Tanggal 22 Oktober tepat pada hari lahir Kompasiana dan Hari lahir saya.

Hal ini memberi semangat baru bagi kalangan santri, hal ini menghilangkan stigma "Wudzudihi Wa Khadamihi" (adanya seperti tiada) alias tak dianggap bagi negri ini, 

Padahal jauh sebelum Negeri ini ada Pondok Pesantren sudah menjadi sarana pendidikan di kalangan masyarakat, sarana pencerdasan dan perjuangan untuk mempertahankan hak kemerdekaan di tanah terjajah yang kelak merdeka disebut dengan Indonesia ini.

Pesantren pertama kali didikan oleh Syaikh Malik Ibrahim Pemimpin sekaligus Gurunya para Wali, pada awalnya Pesantren didirikan hanya untuk masyarakat didalam satu kampung, lalu lama kelamaan akibat menajement dakwah islam semakin berkembang hingga keseantero Nusantara berdatanganlah para masyarakat yang ingin belajar agama, disebabkan keberadaan Keberadaan tempat tinggal mereka yang jauh.

Maka didirikanlah Pondok, pendirian Pesantren itu menjadi contoh bagi para muballigh dan juru dakwah islam yang akhirnya Pesantren berdiri dimana-mana, dari kota hingga kedesa-desa yang berepek pada kemajuan islam menjadi agama mayoritas diikuti oleh masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun