Mohon tunggu...
Ahmad Sahudin
Ahmad Sahudin Mohon Tunggu... Guru - Kepala SDN 2 Sekotong Timur
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya adalah seorang guru yang suka mengekspresikan diri dengan foto-foto dan jalan-jalan menikmati keindahan alam.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Malam yang Berat

20 Juni 2022   10:03 Diperbarui: 20 Juni 2022   19:15 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Seperti biasa setelah mengerjakan beberapa tugas terkait dengan tugas di sekolah dan juga tugas tantangan menulis di blog yang diasuh oleh Om Jay, saya pun beristirahat. Setelah tertidur selama beberapa jam, saya pun terbangun. Begitu terbangun saya merasa kaget sekali karena ada yang berbeda yang saya rasakan. Badan saya terasa letih sekali. Seakan tidak ada tenaga. Begitu mau membuka mata, saya semakin kaget karena mata kiri saya tidak bisa dibuka. Sangat perih dan semacam berselaput. Kucoba mengusapnya dengan tangan tetapi tetap saja tidak bisa terbuka.

Setelah merenung beberapa saat, semakin terasa badan saya tambah lemas tak bertenaga. Selain itu, mata tidak bisa terbuka. Saya mencoba bangun sambil berjalan dalam kegelapan menuju tempat keran air yang dekat dengan tempat tidur. Saya membuka keran dan membasuh muka terutama mata kiri saya. Saya merasa kaget sekali. Saya merasakan mata berjala dan nyeri di bagian kelopak mata. Selama mencuci mata, saya merasa sempoyongan. Saya pun kembali ke tempat tidur tanpa menyalakan lampu. Mata sebelah kiri tetap terpejam. Saya merebahkan badan lagi dan keadaan saya semakin lemas saja. 

Saya kembali berusaha tidur. Saya pun tertidur namun antara terlelap tidaknya tidak saya sadari. Saya semacam bermimpi bahwa saya dalam keadaan yang begitu berat dan melelahkan. Saya tidak tahu seperti apa mimpi saya. Yang jelas badan saya sempoyongan tiada bertenaga. Saya pun terjaga dari mimpi, saya bangun tetapi tetap dalam keadaan berbaring. Saya mengingat-ingat apa mimpi saya, tapi tidak bisa teringat. Saya pun semakin merasakan badan saya semakin lemah saja. 

Saya mencoba membangunkan istri untuk memberitahu apa yang saya alami kemudian memintanya mencarikan kapas. Namun, sayang sekali kapas yang dicari tidak ada. Mata saya semakin nyeri dan berjala. Rasanya malam ini sangat berat. Di samping badan tidak bertenaga, matapun nyeri, berjala, dan tidak bisa terbuka. 

Setelah beberapa lama merintih kesakitan saya pun mencoba membuka mata dengan bantuan tangan. Akhirnya walau agak sakit bisa terbuka. Sangat terasa kelopak mata saya semacam berjala dan berair meleleh membasahi pipi. Selain itu dalam bola mata semacam ada benda aneh yang masuk. Ya Allah, dalam benakku ada apa dengan saya malam ini? Selain badan yang lemas tidak bertenaga, matapun seperti ini.

Karena sudah tidak tahan, saya pun meminta istri saya untuk mengurut kedua tanganku. Namun, cengkeraman tangan istri tidak berasa. Saya pun memintanya menginjaknya dengan telapak kakinya. Barulah ada rasanya. Setelah beberapa lama, dia pun berhenti menginjakkan lengan saya. Saya kembali merasa tidak karuan. Saya merintih kesakitan dan berusaha melelapkan mata. Tapi sia-sia saja. Saya tidak bisa tertidur hingga menjelang subuh.

Setelah subuh tiba, saya berusaha bangun dan pergi ke kamar mandi setelah itu mengambil air wudhu untuk sholat subuh. Waktu membasuh muka, mata terasa nyeri sekali dibagian kelopaknya. Saya tidak berani membukanya. Saya biarkan tetap terpejam dan berjalan dengan satu mata saja.

Selesai berwudlu, dengan langkah yang sempoyongan melangkah ke tempat shotat. Saya mulai mengerjakan sholat subuh tanpa diawali sholat Sunnah.  Ketika tiba saatnya sujud, saya merasa kesakitan sekali karena bola mataku seakan mau jatuh. Sujudpun tidak berani berlama-lama. Bacaan sujud saya baca dengan agak cepat.

Selesai sholat subuh saya kembali ke tempat tidur. Rasanya ingin beraktifitas seperti biasa sehabis sholat subuh, namun kali ini saya tidak berdaya. Mata dan badan ini membuat saya harus berbaring lagi. 

Setelah agak lama, saya meminta istri saya mencari obat mata ke ibu saya. Akhirnya obat matapun didapat. Kebetulan beberapa hari lalu saya membelikan ibu saya obat serbaguna produk NASA. Setelah saya obati dengan cara merendam sambil dikedipkan saya pun mencoba membukanya. Mata saya tetap terasa berjala dan perih. Saya pun melanjutkan tidur sambil menunggu beberapa saat reaksi dari obat.

Tak terasa waktu pun semakin siang. Saya berusaha untuk pergi ke sekolah karena banyak hal yang harus diselesaikan. Tapi, begitu mau pergi ke kamar mandi, badanku lagi-lagi belum bertenaga. Malah kepala agak terasa pusing. Maklum saja beberapa hari terakhir tensi darah saya kumat. Kuputuskan lagi untuk tidur saja. Karena begitu lemah saya pun mencari madu TJ yang selalu ada. Saya pun meminumnya dengan cara diteteskan langsung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun