Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Daring, Problematika Guru dan Murid

27 Juli 2020   13:02 Diperbarui: 27 Juli 2020   12:58 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ahmadsahidin12/dokpri

Guru pun belajar lagi. Guru pun harus menyesuaikan dengan kondisi terkini dan update pengetahuan dan informasi. Ya, itulah yang dialami saya kini. Menjalani peran hidup sebagai pengajar masa pandemi ini tidak mudah.

Seluruh kepiawaian mengajar depan murid saat di kelas perlu dialihkan pada dunia virtual dengan membuat video dan aneka bentuk bahan ajar. Tentu harus kreatif dan memanjakan mata sang murid. Sebab hampir delapan puluh persen kini pandangan mata yang digunakan murid saat pembelajaran jarak jauh. Tentu durasi dan efektivitas penyajian pun patut diperhitungkan agar sang murid tidak bosan dan betah belajar. Karena setiap kali tak menarik perhatian murid maka bisa segera ditinggalkan tayangan daring tersebut.

Nah, sekira dua sampai tiga bulan ini saya pun belajar kembali membuat bahan ajar. Ya, otodidak. Mulai dari memilih dan memilah narasi yang cocok dan mudah dipahami murid, sampai sentuhan kreativitas dan desain visual pun diperhitungkan. Yang teramat menguras energi saat melakukan editing video dan audio serta mendandani dengan desain yang menarik. Pekerjaan tersebut saya rasakan menguras waktu dan butuh konsenterasi.

Saya salut dengan mereka yang kerja bidang desain komunikasi visual dan televisi serta yang berkiprah dalam broadcasting. Apalagi yang terkait dengan teknologi informatika. Tidak mudah untuk menyelesaikan satu tayangan video atau konten pembelajaran berbasis online ini. Perlu terus disempurnakan hingga benar-benar siap tayang untuk murid dan punya dampak yang positif pada murid. Bukan sekadar kasih pelajaran dan asal ada tugas untuk murid.

Meski tidak kuliah bidang desain komunikasi visual dan teknologi informatika, tapi para guru kini dituntut agar bisa masuk dalam bidang tersebut untuk memanfaatkannya dalam pembelajaran jarak jauh. Dan ini memang ini bagian proses penyempurnaan keahlian dan penambahan pengatahuan baru. Tentu ini harus dijalani.

Miris memang lihat kondisi di daerah, pedesaan, dan para murid yang jauh dari kota atau yang tak kenal dengan teknologi informatika dan media komunikasi digital. Orang-orang di desa dan daerah terpencil (mau tak mau) dipaksa untuk mengenal dan menggunakan teknologi informatika tersebut. Dampak dan pengaruhnya luar biasa. Mulai dari rasa kasihan karena tak punya hp sehingga tak dapat ikut dalam pembelajaran, sampai ada orangtua yang nekad curi laptop dan hp untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran jarak jauh (daring) sang anak. Miris dan harus ada gerakan yang membantu memenuhi kebutuhan dan sarana belajar anak-anak Indonesia sekarang ini.

Selain itu ada problem lainnya, seperti kuota murid dan guru, hp dan laptop yang standar untuk daring, konten pembelajaran yang berdampak positif dan mencerahkan, upaya pencegahan penyebaran Covid19, dan lainnya. Perlu ada bantuan, penanganan yang nyata dan tepat sasaran. Tidak bisa hanya andalkan pemerintah. Perlu ada gerak kesadaran dari masyarakat untuk peduli membantu terlaksananya pembelajaran daring di lingkungannya. Satu di antaranya (saya dapat kabar ada gerakan) mengumpulkan sumbangan untuk membeli hp di tingkat RT dan RW untuk anak-anak sekolah yang terbatas ekonominya. Dan ada juga balai RW yang menyediakan WiFi gratis untuk anak sekolah di lingkungannya.

Saya kira berbagai upaya tentu bisa dilakukan. Insya Allah, setiap gerak dan langkah kebaikan untuk memajukan masa depan bangsa Indonesia ini tercatat sebagai amal saleh. *** (Ahmad Sahidin)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun