Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjaga Harapan Melalui Semangat Berbagi di Masa Pandemi

24 Juli 2021   10:16 Diperbarui: 24 Juli 2021   10:35 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi Tak Akan Rugi - antaranews.com

Mungkin banyak orang yang sudah hopeless dengan pandemi ini. Mungkin banyak orang yang sudah tidak tahu harus berbuat apa. Kebijakan pembatasan, perusahaan yang terpaksa tutup, perekonomian bergerak lambat, susahnya mencari pemasukan di masa pandemi, dan faktor lain yang membuat putusnya harapan itu. Namun, tentu kita juga sepakat. Bahwa pandemi bukanlah akhir segalanya. Banyak negara yang mulai bangkit dari pandemi. Dan di Indonesia pun, dalam beberapa hari terakhir angka kasus positif cenderung turun, meski angka kematian masih tinggi. Setidaknya masih ada harapan, sepanjang kita para generasi penerus ini bisa menjaga harapan itu.

Sebagai negara dengan penduduk besar, lebih dari 250 juta penduduk, tentu bukan perkara yang mudah untuk menangani pandemi. Tentu juga bukan perkara yang mudah untuk mendisiplinkan masyarakat dengan berbagai latar belakang dan kepentingan.  Disiplin dalam menggunakan masker adalah kunci untuk meredam tingkat keterpaparan virus covid-19. Karena itulah pemerintah terus menggalakkan disiplin untuk menggunakan masker.

Jika disiplin masker ini dilanggar, yang terjadi adalah angka kasus positif semakin meningkat. Dan ketika meningkat rumah sakit akan over kapasitas. Kalau ini terjadi, maka pembatasan akan terus dilakukan. Ketika pembatasan terus dilakukan, pergerakan manusia dan barang akan berkurang. Ketika pergerakan manusia dan barang berkurang, perekonomian melambat. Ketika perekonomian melambat maka negara tersebut akan terus mengalami resesi. Dan ketika resesi terus terjadi dalam jangka waktu yang lama, hancurlah negara tersebut. Dari masker, bisa berdampak pada kehancuran.

Hal diatas adalah kondisi terburuk. Dan kita semua bisa mencegah agar tidak terjadi kondisi terburuk tersebut. Salah satu caranya adalah dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Diantaranya memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir. Sarat lain tentu menjaga asupan makan, vitamin, dan olah raga agar imun kita tetap terjaga. Sederhananya adalah kita disiplin untuk hidup sehat. Jika kita bisa menerapkan dalam diri sendiri dan menularkan ke orang lain, potensi terpaparnya virus covid-19 ini akan bisa diminimalisir.

Artinya, tidak ada hal yang tidak bisa. Jika kita menjalankan disiplin protokol kesehatan, harapan itu akan terbuka lebar. Kita akan bisa hidup normal, bisa bebas interaksi, tidak perlu menjaga jarak dan lain sebagainya. Karena itu tidak hanya protokol kesehatan, vaksin juga penting. Vaksin merupakan salah satu harapan di masa pandemi ini. Jika ada yang mengatakan vaksin tidak penting, vaksin atau tidak ujungnya tetap meninggal, atau vaksin ini bagian dari politik asing, lebih baik tak usah didengarkan. Faktanya, Indonesia belum bisa memproduksi vaksin secara mandiri. Indonesia masih impor, dan vaksin terbukti mampu memperkuat imun dan mencegah penularan. Dan tugas pemerintah adalah mencari vaksin. Tugas kita adalah mau divaksin agar terciptanya kekebalan kelompok.

Mari saling membagikan semangat positif, pesan yang menyejukkan, pesan yang menginspirasi dan mencerdaskan. Jangan bagikan pesan yang bernuansa kebencian. Sudah cukup ujaran kebencian mengganggu kita. Kebencian yang tak terkendali, hanya akan menumpulkan logika dan mendekatkan diri pada ucapan dan perilaku yang intoleran. Tidak ada gunanya saling menebar kebencian di tengah pandemi. Selain hanya memicu amarah yang ujung-ujungnya justru menurunkan imun, lebih baik kita saling berbagai optimisme agar harapan itu bisa tetap terjaga. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun