Beberapa hari yang lalu kita kembali dipertontonkan amarah sebagian orang, yang membuat khawatir semua orang. Aksi menolak hasil pemilu didomplengi pihak yang tak bertanggung jawab, berujung rusuh pada 21-22 Mei 2019.Â
Ramadan yang semestinya dihiasi dengan upaya umat untuk berlomba berbuat kebaikan, dikotori dengan aksi-aksi rusuh yang justru memberikan dampak negative bagi semua pihak.Â
Amarah segelintir orang, disebarluaskan hingga meluas menjadi amarah kolektif. Kemarahan itu tentu tak bisa dilepaskan dari masifnya provokasi dan hoaks yang berkembang di media sosial.
Publik tentu berharap tidak terjadi lagi aksi rusuh dalam merespon hasil pemilu. Mari semua pihak mengendalikan amarahnya. Paslon 02 telah memilih jalur ke Mahkamah Konstitusi dan semua pihak harus menghormati.Â
Jika nanti hasilnya tidak sesuai yang diharapkan, juga tidak boleh direspon dengan aksi kekerasan, provokasi, atau ajakan untuk melakukan people power.Â
Jika hal ini tetap dilakukan, maka dampak dari aksi rusuh 21-22 Mei 2019 berpotensi kembali terjadi. Kenapa bisa? Jelas, aksi rusuh selalu ditunggu oleh kelompok radikal dan teroris untuk melakukan aksinya. Karena memang demikianlah faktanya.
Beruntung aparat keamanan berhasil menggagalkan sejumlah rencana teror, bertepatan dengan aksi 22 Mei 2019. Bayangkan jika dalam aksi tersebut disusupi kelompok teroris dan meledak, tentu akan banyak sekali korban jiwa yang melayang. Apakah hal ini yang diinginkan? Apakah ini esensi dari people power yang diharapkan? Semoga aksi 22 Mei kemarin bisa jadi pembelajaran buat kita semua.Â
Tidak perlu saling membenci, saling memelihara amarah dan melampiaskan dalam aksi persekusi ataupun tindak criminal. Mari kita hargai hasil pemilu 2019. Siapapun yang terpilih dan ditetapkan, mereka lah pemimpin kita. Tinggal kita awasi bagaimana kinerjanya 5 tahun kedepan.
Saat ini semua umat muslim di dunia sedang menjalankan ibadah puasa. Di bulan yang penuh ampunan ini, lebih baik digunakan sebaik-baiknya untuk mencari berkah, bukan membiarkan amarah membabi buta.Â
Ramadan merupakan momentum bagi kita untuk introspeksi. Allah SWT menyediakan fasilitas pengampunan yang sangat luar biasa di bulan ini. Karena itulah, umat muslim pada umumnya tidak menyiakan bulan yang penuh berkah ini. Sungguh rugi jika mayoritas umat muslim di Indonesia menyiakan bulan Ramadan.