Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jelang Tahun Politik, Mari Berjihad untuk Saling Menyatukan

14 Oktober 2017   18:12 Diperbarui: 14 Oktober 2017   18:21 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saling Menghargai Keberagaman - http://indonesia.ucanews.com

Setelah Jakarta mendapatkan pemimpin baru, kini giliran beberapa daerah lain yang akan menentukan pemimpinnya pada tahun 2018. Setidaknya ada 171 daerah yang akan menggelar pilkada serentak, pada Juni 2018. 171 daerah tersebut diantaranya ada 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten. Mengingat banyaknya daerah yang akan menggelar pilkada, tentu publik berharap proses penentuan pemimpin daerah ini bisa berjalan secara kondusif. Masyarakatnya pun diharapkan juga mampu memilih pemimpin yang diinginkan, tanpa harus ada keributan. Tidak lama kemudian, sekitar April 2019, juga akan digelar pemilihan legislative serta pemilihan presiden dan wakil presiden. Artinya, sepanjang 2018 hingga 2019 mendatang, merupakan tahun politik.

Pertarungan politik ini diharapkan berjalan secara demokratis. Masyarakat ditingkat bawah juga diharapkan bisa semakin dewasa. Jangan sampai terprovokasi oleh berbagai isu yang berpotensi memecah belah bangsa ini. Segala antisipasi harus disiapkan, agar pesta demokrasi ini tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu, untuk membuat suasana tidak kondisif. Beberapa waktu lalu, presiden Joko Widodo telah mengingatkan kepada polri, untuk terus meningkatkan kewaspadaan pada saat pilkada dan pilpres tahun mendatang. Berbagai antisipasi harus dilakukan sejak dini. Bibit-bibit konflik harus dideteksi jauh-jauh hari, agar tidak berkembang.

Peringatan presiden ini, seharusnya tidak hanya ditujukan kepada pihak keamanan, tapi untuk kita semua masyarakat Indonesia. Mari kita belajar dari pilkada-pilkada sebelumnya, yang berpotensi disusupi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Dalam pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu misalnya, begitu mengkhawatirkan karena telah disusupi berbagai kepentingan. Elit politik saling menebar kebencian, dan masyarakat meramaikannya. Diluar itu, kelompok intoleran dan radikal juga ikut turut andil membuat suasana semakin panas. Yang lebih ironis lagi, pertarungan politik dibenturkan dengan sentimen SARA. Ketika sentimen ini muncul, banyak masyarakat yang tidak bisa memilahnya. Akibatnya, potensi perpecahan pada pilkada DKI beberapa waktu lalu begitu nyata.

Semoga pilkada DKI bisa memberikan pelajaran yang berharga, bagi daerah yang akan memilih kepala daerah. Jangan beri ruang bagi siapapun, yang ingin merusak pesta demokrasi itu. Para elit politik, diharapkan juga semakin dewasa, tidak menggandeng pihak-pihak yang bertujuan untuk menurunkan elektabilitas lain. Jangan pula memanfaatkan pihak lain untuk menebar kebencian. Publik juga tahu bagaimana organisasi Saracen memproduksi ujaran kebencian, untuk kepentingan politik. Publik juga tahu, dampak dari ujaran kebencian itu, membuat semua orang saling berprasangka. Akibat prasangka yang berlebihan ini, masyarakat akhirnya mudah untuk diombang-ambingkan.

Indonesia adalah negeri dengan berbagai macam keberagaman suku dan budaya. Dan berbagai keberagaman itu diantaranya ada 171 daerah yang akan menggelar pilkada tahun 2018 mendatang. Biarlah keberagaman itu menjadi warna-warni negeri. Carilah pemimpin yang bisa menyatukan, bukan pemimpin yang justru memecah belah masyarakat. Mari terus kita ingatkan ke semua pihak, agar bisa menjadi generasi pemersatu ditengah keberagaman. Persatuan Indonesia harus menjadi semangat, dalam memilih pemimpin baru. Menjaga persatuan dan kesatuan, merupakan bagian dari jihad untuk memberkan kontribusi positif bagi Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun