Mohon tunggu...
Ahmad Qomaruddin
Ahmad Qomaruddin Mohon Tunggu... Penulis - kolektor buku dan pengagum perempuan cantik

*Dzikir,Fikir,Amal sholeh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Renstra Muslimat NU Pasca Harlah Ke 73

28 Januari 2019   15:27 Diperbarui: 28 Januari 2019   15:52 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Ahad tanggal 27 Januari 2019 tepat 73 tahun lalu Muslimat NU berdiri secara resmi dan menjadi badan otonom di bawah salah satu  organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama. Perjalanan muslimat NU bukan serta merta berdiri begitu saja, akan tetapi banyak peristiwa serta dinamika yang mewarnai berdirinya organisasi tersebut.

Awal mulanya NU hanya untuk kaum laki-laki , akan tetapi seiring dengan tumbuhnya berbagai macam pergerakan di Hindia Belanda pada waktu itu, sehingga para muslimah di lingkungan NU merasa perlu adanya wadah guna turut serta memberi solusi dan menyelesaikan persoalan-persoalan perempuan. Perempuan mulai di libatkan dalam muktamar NU pertama kalinya pada tahun 1938 di Menes Banten. Dua perempuan yang menyampaikan gagasan tentang perlunya wadah bagi perempuan dalam tubuh NU adalah Ny R Djuaisih dan Ny Siti Sarah.

Pada Muktamar NU ke 15 di Magelang tahun 1939 keterlibatan perempuan semakin di apresiasi dengan tampilnya beberapa perempuan yang tidak hanya menjadi peserta bahkan menjadi pimpinan sidang. Muktamar selanjutnya bertempat di Surabaya pada Surabaya pada tahun 1940, pada waktu itu sudah di bentuk susunan kepengurusan lengkap dengan peraturan organisasi, tetapi belum di akui secara resmi oleh NU.

Pasca kedatangan tentara Dai Nippon pada tahun 1942, peperangan tak terelakkan sehingga memberi dampak lumpuhnya aktifitas struktur dalam tubuh NU, baru pada muktamar ke 16 tahun 1946 di purwokerto di resmikanlah Muslimat NU dengan redaksi nama Nahdlatul Ulama Muslimat (NUM).

Pada HARLAH ke 73 kemarin, Muslimat NU membuktikan bahwa sampai sekarang masih eksis dalam memperjuangkan cita -cita leluhur bangsa indonesia serta  menuntaskan beberapa pekerjaan rumah yang masih menumpuk di etalase beranda rumah besar kita yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Pekerjaan rumah ibu-ibu muslimat NU dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara tidak lah mudah seperti membalikkan telapak tangan, lebih dari itu harus menawarkan formulasi-formulasi jitu dan konkrit yang di kemas dalam bingkai menarik serta visioner. Jika salah satu misi dari peringatan harlah Muslimat NU ke 73 kemarin adalah memperangi hoaks maka perlu kiranya lembaga pendidikan formal maupun non formal di bawah Muslimat NU angkat senjata guna menangkis serangan berita hoaks yang sering membingungkan masyarakat.

Langkah taktis yang perlu di lakukan adalah dengan memberi Pelatihan IT dengan tahap-tahap dan koridor yang sudah di kaji sebelumnya. Saya kira masih sangat minim pelatihan-pelatihan berbasis IT di desa maupun di kota, sehingga masyarakat acap kali bingung membedakan mana berita hoaks mana yang tidak.

Seiring perkembangan dan pertumbuhan anggota Muslimat NU yang kian signifikan, sehingga langkah-langkah inovatif  dalam bidang pendidikan mau tidak mau harus di sentuh,alangkah lebih baiknya Muslimat NU melebarkan sayap guna menaungi pendidikan anak-anak terlantar dan anak-anak jalanan. Mereka di data lalu di buatkan kelas-kelas belajar. Apabila belum siap secara  materil bisa bertempat di sekolah-sekolah yang bernaung di bawah Muslimat NU, selain pengembangan sekolah-sekolah lama Muslimat NU juga harus berusaha sekuat tenaga membangun sekolah-sekolah baru.

Bidang Ekonomi, juga menjadi salah satu pekerjaan rumah yang tidak mudah di selesaikan, ekonomi kerakyatan  bangsa ini juga perlu di beri perhatian khusus dalam rangka mengurangi pengangguran,memantik munculnya tangan-tangan ibu rumah tangga yang kreatif. Beberapa daerah di Indonesia sudah banyak mini market yang berdiri di bawah naungan badan usaha milik NU seperti NUsantara Mart dan lainnya. Ini menjadi peluang besar untuk mendistribusikan makanan-makanan khas daerah yang belum atau sudah ter publish, bayangkan jika mini market afiliasi dari Badan otonom NU ini bisa di berdayakan. Tak perlu bertahun-tahun untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi supaya melejit lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun