Mohon tunggu...
Ahmad Noven Friyandi
Ahmad Noven Friyandi Mohon Tunggu... Seniman - mahasiswa

- Akidah dan Filsafat. Univ. Al-Azhar Kairo - Penikmat musik

Selanjutnya

Tutup

Music

Musisi, Antara Pelaku dan Pencegah Westernisasi

1 November 2019   16:33 Diperbarui: 21 Januari 2020   01:45 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di industri kreatif, khususnya permusikan saat ini kita melihat banyak musisi lokal yang mengimpor ide-ide eksternal. Yang mana ide-ide yang diimpor sejumlah musisi Indonesia  merupakan hasil modernisasi asing.

Di salah satu stasiun TV, Giring ( vokalis Nidji ) pernah mengakui bahwa bandnya  terinspirasi oleh Coldplay. Di salah satu stasiun TV pula Iman ( vokalis J-Rocks ) pernah mengakui bahwa bandnya terinspirasi oleh Larenciel. Masih banyak lagi band Indonesia yang terinspirasi oleh band-band asing.

Walaupun sejumlah musisi Indonesia mengkonsumsi ide-ide eksternal, kita masih melihat perbedaan yang masih jelas yang dibawa oleh sejumlah musisi Indonesia. Sesuatu yang bersumber dari adat-istadat dan kebudayaan setempat. Seperti bahasa, fenomena kehidupan, perilaku, gaya hidup, nilai, dan norma setempat.

Kita bukan bermaksud  melarang untuk mengkonsumsi ide-ide eksternal. Akan tetapi, di sini kita melihat kehawatiran.

Kekhawatirannya adalah ?

Yang awalnya bermaksud untuk melakukan modrenisasi, malah perginya ke westernisasi. Karena westernisasi selalu terjadi akibat melakukan modernisasi yang berlebihan terhadap barat.

Selain kurangnya pemahaman akan pentingnya penerapan nilai dan norma yang dibawa agama, dasar negara, dan budaya masyarakat setempat, mungkin bisa juga karena kita kurang mandiri dalam membangun kualitas musik kita sendiri sehingga membuat kita harus melirik ke luar tanpa melakukan filtrasi. Hasil dari ketidakmandirian yang tidak disaring dengan baik itu kemudian  disampaikan ke masyarakat lokal melalui karya musik yang berujung pada penerapan oleh masyarakat lokal.

Bisa saja suatu saat nanti atau bahkan memang sudah terjadi saat ini selera musik masyarakat Lokal lebih cenderung ke musik asing. Sehinga membuat musik lokal kalah saing dengan musik asing.

Bisa saja suatu saat nanti semua dari kita tidak lagi mendengar dan memainkan musik berbahasa Indonesia. Gaya hidup masyarakat Indonesia yang bermartabat tidak lagi tercerminkan melalui lagu-lagu yang dibawakan musisi Indonesia, melainkan gaya hidup Luar yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dan pancasila.

Selain dengan mensosialisasikan dan menerapkan nilai-nilai dan norma, mungkin kita dapat mencegahnya juga dengan menambah kualitas musik kita sendiri secara mandiri.  Sehingga masyarakat Indonesia tidak lagi menganggap bahwa musik luar lebih baik dari pada musik Indonesia.

Semakin kita mandiri dalam mengembangkan kualitas sendiri, semakin tidak perlu lagi kita mengambil ide-ide eksternal. Yang mana unsur-unsur sosial dan budaya asing  dapat ikut terkonsumsi jika kita tidak melakukan filtrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun