Mohon tunggu...
Ahmad Mujiyarto
Ahmad Mujiyarto Mohon Tunggu... Guru - sedang belajar

Hanya seorang yang belajar menjadi Guru SD yang Baik dan Benar...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menikmati Jamuan Hukum di Dalam Negeri

29 November 2011   15:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:02 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_145525" align="aligncenter" width="621" caption="menikmati jamuan hukum di dalam negeri..pict.from google"][/caption]

Hukum di negeri ini bagaikan barang dagangan yang biasa ditawar,dan di hargai dengan segepok uang haram.Menyoal kasus hukum yang seringkali menyeret para pembesar dan pemegang roda pemerintahan seolah hukum itu kelu,beku,dan mendamaikan.Tapi ketika hukum itu menyangkut para rakyat jelata,yang tertangkap basah mencuri ayam,mencuri buah kakao,mencuri pakaian yang dijemur di pelataran rumah tetangga.Hukum itu seolah secepat kilat menyikat,mengikat,dan di proses dengan super cepat.

Hukum negeri ini selalu terperangkap di batasan kekuasaan,lalu menjelma menjadi sebuah belaian aroma praduga tak bersalah.Kata "praduga tak bersalah" selalu menjadi milik mereka para elite pemegang roda pemerintahan,padahal mereka telah memiskinkan negeri ini ke lembah jurang keterpurukan,sedang bagi rakyat jelata berlaku "anda terbukti bersalah",padahal mereka (rakyat jelata) terpaksa karena sudah bingung,untuk bagaimana bisa bertahan hidup,dan menghidupi keluarganya.

Hukum di negeri ini bisa dibeli,ditawar,di perdagangkan.Yang bersalah bisa jadi bebas,yang tak bersalah bisa menjadi korban.Tinggal urus skenario dan siapkan "uang lelah" agar semua bisa berjalan dengan mulus.

Masih segar di ingatan kita hukum yang terjadi dinegeri ini,ketika narapidana yang selesai disidang,dan digelandang menuju penjara,tapi ditengah perjalanan kepenjara sang narapidana berani memberikan imbalan kepada orang lain,untuk menggantikan dirinya didalam penjara.Dan sang narapidana pun bisa melambai puas,menghirup udara kebebasan.Alamaak...ada-ada saja hukum dinegeri ini...

Tak cukup itu,masih ingat kasus mega korupsi yang menyangkut nama sang "Mega Koruptor" yang usut punya usut,erat kaitannya dengan mereka para pemegang peran pemerintahan,bahkan untuk mendatangkannya dari negeri pelarian saja dibutuhkan dana yang cukup untuk membiayai pembangunan sarana dan prasarana publik yang lebih maslahat.Dari pada sekarang ini kita hanya menikmati "kaset kusut" yang sudah semakin semrawut tak jelas ujung penyelesaiannya.

Potret hukum negeri ini mirip sebuah jamuan makan,bisa pilih menunya,bisa dipilih harganya.Lalu tinggal nikmati saja.Mereka yang berduit banyak,bisa merubah sel penjaranya menjadi apartemen mewah,yang sudah kelewat batas mewahnya.Memilih perabotan makan dan minum,serta kesenangan hidup lainnya.Untuk  menghilangkan kesan penjara yang mengerikan menjadi "syurga" yang terpendam,di hadirkan dengan setumpuk uang digenggaman.

Para perangkat penegak hukum haruslah punya kekuatan yang benar-benar mengikat,memaksa,dan menghukum pada siapapun,elemen masyarakat kelas apapun,tingkat kasta apapun,sekalipun pemegang kekuasaan negeri ini,agar memberikan efek jera kepada mereka para pelaku kejahatan.

Karena di dunia ini,tak ada seorang pun yang bisa kebal dari hukum.

Kita sebagai Rakyat Indonesia takkan pernah berhenti untuk berharap,bahwa hukum di negeri ini kelak akan menjadi hukum yang benar-benar adil dan menentramkan.

================

Selasa,29 November 2011 22:15 WIB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun