Mohon tunggu...
Ahmad Mujiyarto
Ahmad Mujiyarto Mohon Tunggu... Guru - sedang belajar

Hanya seorang yang belajar menjadi Guru SD yang Baik dan Benar...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kawan, Rabalah Niatmu Sebelum Menulis

5 Juli 2012   16:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:16 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sejauh harapan yang tertambat dalam dermaga jiwa, ketika tangan yang penuh alpha menggoreskan pena-nya, ada seonggok rasa yang seolah berontak bertanya, untuk apakah engkau menulis..? apa untungnya..?.

Ah andaikan saja hati itu bisa berbohong, maka akan kujawab hanya ingin berbagi. Tapi, ternyata hati kecilku tidak bisa mengiyakan jawaban dari lisanku yang penuh palsu. Sebaliknya, jawaban dari sebuah kejujuran hati, aku menulis ingin supaya dikenal orang, banyak teman, alih-alih bisa dapat uang.

Namun, secepat kilat jawaban itu terbantahkan kembali dengan seragam pertanyaan, jika sudah dikenal banyak orang, sudah banyak teman, sudah dapat uang...apakah sudah cukup lalu berhenti untuk menulis...?

"iya bisa jadi, toh buat apa lagi...?"...jawab hati kotorku.

"oh...jadi hanya karena itu semua engkau menulis...?" selidik hati suciku.

Jika hanya karena balutan dunia yang menawarkan bisa-nya yang menjadi sebab engkau memulai menulis.. Maka aku sarankan berhentilah sekarang, sebelum engkau jauh melangkahkan pengembaraanmu dalam aroma kedustaan. Mengumbar kata mesra hanya untuk dipuji orang, menuliskan kata sarat hikmah dan makna hanya agar orang simpatik dan terpana melihatmu, membualkan kata-kata pujangga agar oranglain tahu betapa dalamnya hatimu, atau merakit kubik demi kubik kata sastrawan kelas nomor wahid, bahasanya kaum intelek, agar orang lain tak kan lagi meragukan kepiawaianmu.

Ah...sungguhkah itu semua yang menyandramu ketika memulai sebuah aktivitas menulis...??

" Kawan, menulislah dengan niat hati sucimu..." itulah pesan hati suciku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun