Seorang laki-laki tentu ingin dikatakan sebagai lelaki paling baik. Di antara teman, sahabat, rekan kerja, atau di antara tetangga, mereka ingin dikatakan paling baik. Berbagai cara dilakukan seperti mentraktir makan, memberi tumpangan, atau bahkan meminjamkan uang.Â
Begitupula seorang suami, ingin dibilang sebagai yang terbaik. Â Apalagi dia yang bertanggung jawab dalam sebuah keluarga, pada istri dan anak atas ketersediaan makanan, pakaian, dan rumah.
Baik seorang lelaki maupun seorang suami ingin dikatakan sebagai yang terbaik. Namun dibalik itu ada makna paling baik lainnya yang harus dipenuhi ketika ingin dikatakan sebagai yang terbaik.
Berdasarkan hadits riwayat Tarmidzi, Rosul SAW bersabda "orang yang imannya paling sempurna di antara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya dan sebaik-baiknya kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya".
Dari hadits di atas jelas, para mukminin yang paling di antara mereka adalah yang paling baik terhadap istrinya, atau kalau boleh saya katakan paling sayang.
Seorang istri yang berdiam di rumah, mengasuh anak, memasak makanan, dan mencuci baju setiap hari tentu berada dalam kondisi yang lelah dan capek. Oleh karena itu mereka patut disayangi oleh suami, walaupun saat suami pulang kerja dengan kondisi yang capek juga.
Mungkin selama ini para istri yang selalu meladeni suami saat pulang kerja, namun sang suamipun harus membalasnya dengan berakhlak baik dan penuh kasih sayang, sehingga tidak ada ketimpangan di antara keduanya. Â
Insya Allah ketika sang suami berlaku baik dan sayang pada istri, istripun akan begitu. Â
WallahulamÂ