Mohon tunggu...
Ahmad Farhan Ibnu Hatta
Ahmad Farhan Ibnu Hatta Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Seorang penuils pemula yang mungkin belum bisa dikatakan sebagai seorang penulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toleransi Beragama Ala Warga Perumahan Soka Asri Permai

16 Desember 2020   13:05 Diperbarui: 16 Desember 2020   13:06 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Toleransi merupakan salah satu budaya bangsa Indonesia. Artinya, toleransi sudah ada sejak generasi terdahulu, diwariskan hingga generasi sekarang dan masih dilakukan hingga saat ini. Toleransi adalah sikap saling menghargai antar umat beragama. Tolerasi merupakan sikap. Sikap merupakan sebuah tindakan. Salah satu bentuk menghargai adalah mengakui keberadaan orang lain.

Jadi toleransi beragama adalah tindakan menghargai keberadaan orang lain yang memiliki agama, baik agama yang sama maupun agama yang berbeda. Dengan mengakui keberadaan orang lain, orang yang diakui akan merasa dihargai. Orang yang diakui merasa bahwa dirinya ada atau eksis. Ketika orang merasa bahwa dirinya ada, orang tersebut akan merasa tenang dalam sebuah kelompok. Hal ini seperti yang dilakukan oleh warga muslim di Perumahan Soka Asri Permai ketika merayakan hari raya idul adha.

Pada perayaan hari raya idul adha masyarakat muslim di Perumahan Soka Asri Permai akan melaksanakan ibadah kurban. Kurban adalah kegiatan menyembelih hewan kurban seperti sapi, kambing, atau kurban yang kemudian dagingnya akan dibagikan kepada sohibul (orang yang berkurban) dan orang-orang yang membutuhkan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh panitia yang diambil dari remaja Islam dan warga muslim di perumahan. Hewan kurban yang disembelih biasanya berjumlah 12 sapi dan 30 domba yang berasal sohibul. Jumlah tersebut cukup untuk membagikan 1kg daging kurban kepada seluruh warga perumahan yang berjumlah 300 keluarga.

Kegiatan Kurban ini dimanfaatkan warga perumahan untuk mewujudkan kerukunan warga. Warga bersama-sama saling membantu dalam proses kegiatan qurban, baik muslim maupun non muslim. Meskipun begitu, sebagian besar prosesnya dilakukan oleh umat muslim. Hanya pada kegiatan tertentu mereka dapat mengikuti proses kurban. Misalnya sebelum penyembelihan, warga non-muslim ikut membantu proses menjatuhkan sapi, pada saat pemotongan daging, warga non muslim juga ikut membantu memotong daging dan menyediakan alat pemotong daging.

Warga non-muslim ikut membantu proses penyembelihan. Sebelum hewan kurban disembelih, hal pertama yang dilakukan adalah menjegang  sapi atau menjatuhkan sapi. Hal ini tidak bisa dilakukan sendirian, untuk menjatuhkan sap, minimal dilakukan oleh 6 orang dewasa. Proses penyembelihan ini biasa disaksikan bersama oleh warga, baik warga muslim maupun non-muslim. Tak jarang dari warga non-muslim ada yang ingin memiliki pengalaman proses penyembelihan.

Pernah ada warga non muslim yang meminta untuk ikut membantu menjatuhkan sapi. Warga non muslim diizinkan untuk ikut dalam proses menjatuhkan sapi sebelum disembelih. Beberapa umat muslim dan non-muslim menjatuhkan sapi. Sapi dijatuhkan menggunakan alat berupa papan ukuran 2,5 meter x 2,5 meter yang disertai roda. Sapi nantinya akan diikat kuat ke papan, kemudian papan akan dijatuhkan, sehingga sapi juga ikut jatuh. Mereka ikut membantu mengikat tali, menjatuhkan papan, dan mendorong papan ke tempat penyembelihan.

Warga muslim dan non-muslim bersama sama memotong daging hewan kurban. Warga non-muslim ikut membantu memotong daging hewan kurban. Proses pemotongan daging merupakan kegiatan yang cukup membutuhkan banyak waktu. Warga non-muslim merasa kasihan apabila pemotongan dilakukan hingga sore hari. Hal itu membuat mereka ingin ikut membantu proses pemotongan supaya daging dapat dibagikan sebelum sore hari. Banyak dari mereka yang membantu memotong daging kurban dan membantu meminjam alat potong daging, bahkan ada juga yang  meminjamkan alat pemotong tulang miliknya.

Daging kurban dibagikan kepada orang yang membutuhkan dan  kepada seluruh warga perumahan baik muslim maupun non-muslim. Daging dibagikan oleh remaja Islam menggunakan gerobak yang didorong bersama mendatangi rumah satu persatu. Warga non-muslim merasa senang ikut dibagikan hewan kurban. Mereka merasa keberadaan mereka diakui, dihargai dan diterima oleh umat muslim.

Makan masakan daging kurban bersama dengan umat non-muslim. Sebagian daging kurban ada yang diolah menjadi masakan. Ibu-ibu memasakan daging kurban bersama-sama. Mereka biasanya mengolah daging kurban dengan dimasak rendang dan gulai. Kemudian hasil masakan akan dibuka untuk semua orang. Setiap orang yang melewati dapur masakan akan diajak untuk ikut makan bersama tanpa memandang agama apa yang dianut.

Kegiatan toleransi antar umat beragama tersebut sudah dilakukan oleh warga perumahan Soka Asri Permai sejak dahulu. Kegiatan ini sudah turun temurun dan terus diwariskan kepada remaja Islam. Melalui kegiatan kurban, remaja Islam diajari oleh warga di sana untuk menjaga kerukunan antar warga melalui kegiatan toleransi antar umat beragama. Hal ini dilakukan oleh warga supaya dapat mewujudkan kehidupan harmonis, rukun, dan damai, serta kesatuan dalam warga perumahan Soka Asri Permai.

Itulah beberapa bentuk toleransi ala warga perumahan Soka Asri Permai yang dapat menjadi contoh membangun toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Toleransi harus dibangun dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan toleransi, kita dapat mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum pada Sila Ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia. Toleransi merupakan hal yang baik, dengan toleransi kita dapat menjalani kehidupan yang aman, damai, rukun, dan harmonis dalam perbedaan. Indonesia terdiri dari berbagai macam budaya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Untuk itu mari kita bangun toleransi mulai dari diri kita dengan menghargai dan menghormati orang lain yang memiliki perbedaan pada diri kita. Pelihara dan selalu ajarkan sikap toleransi kepada generasi penerus kita supaya tetap menjadi budaya bangsa Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun