Mohon tunggu...
Ahmad RizaWijaya
Ahmad RizaWijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Sejarah

Saya suka nonton animek Kalo suka kamu maaf aku jelek

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Tradisi Satu Suro di Madiun (Suran Agung & Suroan)

8 Maret 2023   16:38 Diperbarui: 8 Maret 2023   16:43 3585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Satu Suro atau 1 Muharam adalah hari yang dianggap sakral oleh sebagian besar penduduk Jawa, tak terkecuali masyarakat Madiun Provinsi Jawa Timur. Madiun yang tidak hanya terkenal dengan Julukan "Kota Gadis, Kota Brem dan Kota Pecel" ini juga memiliki julukan yang tak kalah keren yaitu "Madiun Kampung Pesilat", Julukan ini sangatlah pantas diberikan kepada Madiun, hal ini dikarenakan ada banyak sekali Perguruan Pencak Silat yang berasal dan berkembang di Madiun. Perguruan Silat tersebut antara lain:

  • Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)
  • Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW)
  • Ikatan Kera Sakti Putra Indonesia (IKS PI)
  • Pagar Nusa
  • Tapak Suci
  • Persaudaraan Setia Hati Tuhu Tekad
  • Ki Ageng Pandan Alas
  • Persinas ASAD
  • Merpati Putih
  • Cempaka Putih
  • Pro Patria
  • Persaudaraan Pangastuti Tundung Madiun
  • Persaudaraan Sejati

Diantara banyaknya pencak silat yang ada di Madiun, terdapat 2 aliran pencak silat besar yang berasal dari Madiun, pencak silat tersebut adalah Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW). Setiap tahun, kedua pencak silat tersebut tak pernah absen dalam keikutsertaan merayakan tradisi suro agung dan suroan yang digelar setahun sekali tersebut. Ribuan pesilat yang berasal dari berbagai penjuru datang berbondong-bondong ke Madiun guna melaksanakan ziarah ke makam pendidiri 2 aliran pencak silat tersebut , lokasi dari padepokan PSHT terletak di Jl. Merak No.10, Nambangan Kidul, Kec. Manguharjo, Kota Madiun, sedangkan lokasi dari pedepokan PSHW teletak di Jl. Doho No.123, Winongo, Kec. Manguharjo, Kota Madiun

Pendiri dari Perguruan Setia Hati Winongo (PSHW) bernama Raden Djimat Hendro Soewarno pada tahun 1903 di Kampung Tambak Gringsing, sedangkan pendiri Perguruan Setia Hati Terate (PSHT) bernama Ki Hajar Harjo Utomo pada tahun 1922 di Pilangbango. Tak hanya melakukan ziarah, terkadang mereka juga melaksanakan tradisi pengesahan dan unjuk bakat di depan umum guna menarik para warga sekitar supaya bergabung ke aliran silat mereka.

Namun sayangnya, tak sedikit dari para pesilat tersebut yang kebanyakan didominasi oleh anak anak muda yang belum mampu untuk mengendalikan emosi dan amarah mereka, sehingga tak jarang mereka melakukan kegiatan anarkis seperti mabuk-mabukan, menggunakan motor yang tidak sesuai standar, berkebutan di jalan umum dan sebagainya, sehingga kegiatan suronan & suran agung ini selalu dikawal oleh pihak keamanan guna menghindari kejadian kejadian yang tidak diinginkan.

"Pesilat sejati bukanlah dia yang mampu menjatuhkan banyak musuh, tetapi pesilat yang sesungguhnya ialah seseorang yang mampu mengendalikan emosi dan hawa nafsunya sehingga ia sadar bahwa musuh sesungguhnya ialah dirinya sendiri, bukan orang lain"

Sumber :


https://justisia.com/2021/suran-agung-di-madiun-antara-seni-tradisi-dan-religi/

Sudjatmoko, F., & Hermawan, H. (2019). Prospek kearifan lokal budaya masyarakat jawa dalam perspektif penanganan konflik dan kekerasan sosial antar perguruan pencak silat di wilayah madiun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun