Dikisahkan wilayah Serang Selatan ada seorang  jawara yang berubah menjadi kiyai, berkat keinshafan dan ketekunannya dalam beribadah  jawara ini di sebut sebagai kiyai oleh orang- orang di sekitanya. Jawara ini juga membuat pondok pesantren tempat mengajarkan ilmu --ilmu agama para santrinya.
Pada suatu saat ada tetangganya yang mengadakan acara sykuran menempati rumah yang baru ditinggali dan mengundang sang kiyai yang sebelumnya jawara dan mungkin masih jawara untuk memimpin do'a selamatan rumah
Sebelum acara syukuran pemilik rumah atau Shohibul hajat langsung datang kerumah Kiyai untuk mengundang acara syukuran sekaligus meminta Kiyai untuk memimpin do'a dengan percakapan sebagai berikut:
Shohibul  Hajat : Pak Kiyai......, nanti malam saya mau syukuran rumah yang baru, saya mohon  Kiyai dapat hadir sekaligus memimpin do'a
Jawab Kiyai: Â Ya Insha Allah, tapi saya dari tadi lagi bolak --balik kamar mandi mules sakit perut
Shohibul  Hajat :  Pak Kiyai..., tolong saya, saya mohon Pak Kiyai datang karna tidak ada lagi yang mimpin do'a selain Pak Kiyai
Jawab Kiyai: Waduh gimana ya?? ya sudahlah, pokoknya nanti saya datang
Kemudian sebelum datang ke acara syukuran kiyai memanggil dua santrinya, kata kiyai pada santrinya, nanti malam abah (panggilan santri kepada kiyainya) diundang acara sykuran rumah baru, tapi abah masih mules sakit perut, jadi kamu berdua nanti malam ikut abah menghadiri acara syukuran dan kamu berdua harus sepakat apabila abah kentut, kamu berdua yang ngaku, gimana sepakat ?...kata kiyai , iya sepakat abah, Â jawab kedua santri.
Waktu acara sykuran tiba pak kiyai datang dengan membawa kedua santrinya, sesampainya di rumah shohibul hajat kemudian kiyai dan kedua santrinya di persilahkan duduk, kemudian undangan yang lain ikut duduk. Setelah semua undangan masuk dan duduk ditempat yang telah disediakan acara do'a syukran pun dimulai dengan dipimpin pak kiyai, Â dan acara selesai denngan doa penutup.
Selesai acara tamu undangan dan kiyai beserta santrinya masih ngobrol santai, ditengah obrolan santai kiyai merasakan mules dan kentut, sebelum ada yang mencium bau kentut, kiyai langsung bertanya kepada santrinya siapa yang kentut? saya abah... jawab santri. Kemudain obrolan santai berlanjut dan kiyai merasakan mules lagi dan kentut untuk kedua kalinya, dan bertanya pada santrinya siapa yang ketut tadi?
saya abah.... jawab santri yang kedua, obrolan santai berjalan lagi dan kemudian kiyai merasakan mules yang dahsyat dan tidak tertahan kemudian kentut di sertai dengan yang lainnya.....kebawa, dan kiyai bertanya lagi pada santrinya, siapa yang kentut lagi ini? kedua santri kompak langsung menjawab ampuuun kiyai...., ampuuun kiyai.... yang ini tidak ada dalam kesepatakan.