Mohon tunggu...
Ahmad RafiiZahid
Ahmad RafiiZahid Mohon Tunggu... mahasiswa

saya Ahmad Rafii Zahid asal bekasi sekarang sedang menempuh pendidikan di UIN siber syekh nurjati cirebon jurusan komunikasi penyiaran islam. saya mempunyai hobi traveling, membaca, serta menonton video. saya sangat tertarik pada hal-hal yang baru ditemui. saya juga menjadi driver ojek online pada sebuah perusahaan di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Digusur Tanpa Solusi: Dilema PKL Mencari Nafkah di Tengah Kota cirebon

26 September 2025   18:15 Diperbarui: 26 September 2025   18:15 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Program penataan kota Cirebon demi menciptakan wajah kota yang indah dan nyaman ternyata menyisakan dilema besar bagi Pedagang Kaki Lima (PKL). Di balik tujuan mulia pemerintah memperindah tatanan kota, muncul jeritan keresahan dari para PKL yang terpaksa menghadapi pilihan sulit: mengikuti relokasi atau gulung tikar.

Relokasi yang Minim Pembeli dan Menurunkan Omset

Pemerintah Kota Cirebon memang telah berupaya melakukan penyuluhan dan menyediakan lokasi baru untuk berjualan. Namun, masalah utama terletak pada ketersediaan dan kualitas lokasi tersebut. Banyak tempat relokasi yang disediakan dinilai kurang memadai dan tidak strategis, jauh dari keramaian atau pusat aktivitas warga. Akibatnya, omset PKL terus menurun drastis, mengancam keberlangsungan usaha mereka.

Salah seorang PKL yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekhawatirannya: "Kami sebenarnya bingung mau berjualan di tempat yang sudah disediakan. Tidak ada yang beli dan jauh dari kerumunan. Kalau terus begini, kami bisa bangkrut, padahal kami punya keluarga yang harus dinafkahi." Penurunan daya beli di lokasi baru ini memaksa banyak PKL mempertimbangkan untuk kembali ke lokasi lama, meskipun berisiko.

Ancaman Razia dan Harapan Fasilitas yang Memadai

Ketiadaan solusi tempat yang strategis membuat para PKL terperangkap dalam situasi serba salah. Ketakutan akan razia yang intensif dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kini menjadi momok harian. Aksi kejar-kejaran antara PKL dan petugas Satpol PP pun tidak terhindarkan, menjadi gambaran betapa tingginya tekanan ekonomi yang dirasakan para pedagang kecil ini.

Para PKL sangat berharap Pemerintah Kota Cirebon dapat bertindak lebih solutif. Mereka tidak menolak penataan kota, namun memohon agar pemerintah memfasilitasi tempat yang strategis dan nyaman. Para pedagang percaya, ketertiban kota akan tercapai jika disediakan fasilitas yang memadai dan dapat menjamin aktivitas ekonomi mereka tetap berjalan. Dengan demikian, program penataan kota dan kesejahteraan ekonomi rakyat kecil dapat berjalan seiring.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun