Mohon tunggu...
Ahmad Said Widodo
Ahmad Said Widodo Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sejarah Pemberontakan Cina Makao di Purwakarta

22 April 2019   16:23 Diperbarui: 16 Mei 2019   13:27 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

img-20190421-111324-773-5cbd8cc9cc52837e52382b74.jpg
img-20190421-111324-773-5cbd8cc9cc52837e52382b74.jpg
Episode ini adalah Pemberontakan Cina Makao di Purwakarta. Pemberontakan Cina Makao ini hampir-hampir tidak menjadi objek penelitian sejarah dari para peneliti sejarah. Berbeda sekali dengan pemberontakan Cina di tempat-tempat lain, seperti di Batavia (1740) dan di Surakarat (1740-1743). Sebagai peneliti sejarah Purwakarta yang intens melalukan penelitian dan penulisan sejarah Purwakarta sejaK 01 September 2001, aku merasa tertantang dan tertarik untuk menuliskan episode ini sebaik mungkin berdasarkan sumber-sumber primer, sekunder, tersier dan kuartier. Sumber-sumber primer aku peroleh berupa manuskrip dan arsip, sedangkan sumber-sumber sekunder aku peroleh berupa dokumen tercetak pada masa penjajahan Kolonial Hindia Belanda. Sumber-sumber berupa arsip aku peroleh dari Arsip Nasional Republik Indonesia sedangkan sumber-sumber manuskrip aku peroleh dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Episode ini adalah Sejarah Pemberontakan Cina Makao Di Purwakarta dan aku akan sebut saja sebagai Episode Rancadarah. Rancadarah (dahulu disebut Tanjakan Pasirpanjang, di desa Taringgul). Desa Taringgul yang dimaksud di sini sekarang sudah ada 3 (tiga) buah, yaitu Desa Taringgul Landeuh (yang termasuk Kecamatan Kiarapedes sekarang) dan Desa Taringgul Tengah dan Desa Taringgul Tonggoh (yang termasuk Kecamatan Wanayasa sekarang).

Menurut Hadji Moehammad Oemar, dalam "Carita Perang Cina di Tanjungpura". "Carita Perang Cina di Tanjungpura" adalah sebuah wawacan yang dikarang oleh Hadji Moehammad Oemar, seorang pengiring bupati Cianjur R.A.A. Prawira di Reja I. Carita atau Wawacan berbentuk puisi tembang (dangding). Naskahnya selesai ditulis pada tanggal 14 Agustus 1864, tertera dalam naskah kertas pabrik ukuran folio (32,6 x 21,2 cm) bercap kertas dengan tebal 74 halaman dan dijilid dengan menggunakan karton tebal. Tiap halaman terdiri atas 21 baris dan ukuran penulisannya sekitar 27 x 18 cm., memakai Aksara Cacarakan (Hanacaraka) dan Latin dalam Bahasa Sunda.

Wawacan ini mengisahkan kerusuhan yang dilakukan orang-orang Cina sejak dari kota Purwakarta hingga ke Tanjungpura (Karawang). Dalam kerusuhan itu loji, penjara, rumah sakit, gudang dan bangunan lainnya yang belum lama dibangun di Purwakarta dibakar dan dirusak, sejumlah rumah, toko dan bangunan lainnya di sepanjang jalan antara Purwakarta, Karawang dan Tanjungpura dijarah barang-barangnya dan dirusak bangunannya. Untuk menumpas kerusuhan ini dikerahkan pasukan dari Batavia (Jakarta), Buitenzorg (Bogor), Cianjur, Bandung dan Karawang, baik pasukan berkuda (kavaleri) maupun pasukan berjalan kaki (infanteri), baik serdadu Belanda maupun prajurit pribumi. Kaum perusuh dipatahkan kekuatannya oleh pasukan pimpinan Kanjeng Pangeran Hario Alibasah Sentot Prawirodirdjo. Terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebagai berikut :

"Cerita Perang Cina di Tanjungpura Kabupaten Purwakarta"

I.    Pupuh Asmarandana                                  

(1)

"Sekarang aku menggubah, / mengarang puisi bahasa Sunda. / Inti yang jadi cerita, / pada masa perang Cina, / di Karawang Tanjungpura. / Residen yang tersebut, / bernama Tuan Saliyara.

(yang) tempat tinggalnya di loji, / di daerah Purwakarta. / Adapun yang jadi bupati, / Dipati Suryawinata, / mantan Bupati Bogor. / Patihnya Raden Tumenggung, / bernama Sastranagara.

Purwakarta belum lama (ada), / waktu sedang merintisi. / Di loji Tuan Residen, / belum lengkap semuanya. / Beberapa bangunan, / (masih) sedang ditata (dan) dikerjakan, / yang rusak diperbaiki.

Di dalam belum teratur. / Wujud rumah-rumahnya, / belum kokoh semua, / hanya penjara sudah siap, / kantor dan gudang-gudang. / Selain itu sedang ditata, / dikerjakan dirapikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun