Perang langsung antara Iran dan Israel belum terjadi secara terbuka dalam sejarah modern. Namun, hubungan antara kedua negara tersebut sangat tegang dan sering kali melibatkan konflik tidak langsung melalui proxy di wilayah Timur Tengah.
MengutipCNN Indonesia "Situasinya sangat meresahkan, dan hal ini mengungkapkan beberapa kenyataan pahit tentang mengapa senjata nuklir lebih merupakan beban dibandingkan aset keamanan nasional," ungkap seorang direktur eksekutif Asosiasi Kontrol Senjata Daryl Kimball, seperti dikutip Washington Post, Kamis (25/4).
Meskipun Iran dan Israel tidak secara langsung terlibat dalam perang terbuka, keduanya sering terlibat dalam konflik melalui dukungan terhadap pihak-pihak yang bertikai di wilayah tersebut. Misalnya, Iran dituduh memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok seperti Hezbollah di Lebanon dan Hamas di Gaza, yang sering kali melancarkan serangan terhadap Israel. Sebaliknya, Israel telah melakukan serangan udara di Suriah untuk menargetkan pasukan dan infrastruktur yang terkait dengan Iran.
Pada dasarnya, konflik antara Iran dan Israel mencerminkan persaingan kekuatan regional di Timur Tengah, dengan kedua negara berusaha untuk memperluas pengaruh mereka sendiri sambil membatasi pengaruh lawan mereka. Meskipun perang langsung antara Iran dan Israel belum terjadi, ketegangan antara keduanya telah menyebabkan ketidakstabilan di kawasan tersebut dan menjadi salah satu sumber utama konflik di Timur Tengah.
Apakah perang nuklir akan menjadi kenyataan? Jika dilihat dari situasi kedua negara tersebut bisa menjadi pemicu terjadinya perang nuklir, konflik yang tidak kunjung selesai ini memperburuk keadaan di timur tengah dan menjadi ancaman perang nuklir bagi sejumlah negara yang bersekutu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H