Dunia menulis mungkin sangat menakutkan bagi sebagian orang. Bahkan mungkin tidak diminati dan tidak menarik hati . Tetapi tanpa sadar stiap profesi dituntut untuk bisa menghadirkan semua ide dalam format tulisan yang layak dibaca orang banyak.
Bentuk tulisan itu paling formal adalah laporan, presentasi dan juga artikel yang bisa dimuat di media manapun baik koran , majalah, blog maupun media on line lainnya. Tanpa sadar tuntutan itu semakin lama semakin besar dan juga dibutuhkan keseriusan dan kreatifitas yang selalu terus menerus.
Terkait budaya menulis ini maka saya akan fokus pada kebutuhan dan kewajiban menulis di kalangan guru dan tenanga pendidik. Menulis bagi sebagian guru itu hal yang mengasyikan tetapi bagi sebagian yang lain adalah hal yang sangat membebani dan membosankan.Â
Bagi guru yang  telah terbiasa menulis di berbagai media maupun untuk dikonsumsi sendiri, menulis itu hal wajib walau hanya sekedar membuat artikel pendek di blog on line atau catatan kecil di notebook nya. Ada saat dimana waktu cukup untuk dibuat lebih lengkap dan enak dibaca maka dia akan sisihkan untuk memperbaikinya.
Tetapai bagi guru yang tak suka dan tak terbiasa menulis maka budaya lesan menjadi pilihan dia untuk lebih dominan dalam berkomunikasi. Akhirnya dia melupakan budaya menulisnya.
Salah satu karakter pendidik dan intelektual adalah kemampuan dia menulis yang ditunjukkan layak untuk dikonsumsi oleh kalangan intelektual maupun masyarakat luas. Pemikiran yang dituangkan dalam tulisan akan abadi karena dibaca oleh banyak orang. Tulisan yang bermanfaat juga akan mendorong orang untuk melakukan hal lain yang lebih baik baik masyarakat sekitarnya.
Kemampuan menulis tidaklah bisa dilakukans secara instant. Dia butuh dilatih ,butuh dibiasakan dan juga butuh diperbaiki dan dikritisi. Tulisan yang baik tidak datang tiba-tiba. It takes time to do it,kata orang. Untuk itu marilah kita mulai dari hari ini dan saat ini dan dari kita sendiri. Menulislah walau hanya sekedar coretan ringan tentang keseharian kita.Selamat menulis.
