Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Pariwisata, Mana Taringmu?

19 September 2018   13:58 Diperbarui: 19 September 2018   14:13 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Wiwid's Collection


Menjadi peserta didik di SMK tentu telah dipertimbangkan sebelumnya. Belajar di SMK berbeda di SMA. Karakter unik sekolah yang membuat semua peserta didik, guru , staff bahkan kepala sekolah mempunyai peran yang complicated dan sophisticated. 

Peserta didik tidak cuma dituntut menguasai knowledge dari semua mapel baik di Normada ( Normatif  Adaptif ) tetapi juga Produktif yaitu mapel untuk mereka bisa praktek sesuai jurusan masing-masing. Salah satunya adalah Jurusan Pariwisata. Di jurusan ini biasanya ditemui jurusan seperti Akomodasi Perhotelan, Kuliner, Kecantikan, Fashion dan lain-lain.

Sekolah Pariwisata dalam hal ini jurusan Akomodasi Perhotelan membutuhkan hotel training yang berfungsi bagi anak untuk bisa berlatih dan juga membiasakan melayani tamu/ reservasi. Menata kamar tamu, melayani makan dan lainnya.

Sesungguhnya tidak sekedar itu karena yang dibutuhkan adalah soft skill seperti keramahtamahan, kesantuan, kecepatan melayani tamu, ketrampilan berkomunikasi dan juga kemampuna interpersonal relationship yang lebih merujuk pada ketulusan dalam berbicara, tersenyum dan kesungguhan hati dalam excellent service. Namun tidak semua bisa melewati tahan penanaman soft skill ini. 

Kebanyakan dari mereka masih berkutat di hard skill yaitu kemampuan produktif terkait keterampilan fisik dalam menata meja, ruangan dan hal lain yang mengedepankan formalitas tanpa sentuhan soft skill dalam bidang hospitality. Justru keramahtamahan yang tulus akan menciptakan kesan yang mendalam bagi para tamu selain keterampilan dalam handling guest tentunya.

Tak tertutup kemungkinan adalah mengentaskan kemampuan mereka dalam berbahasa Inggris sebagai modal dasar untuk bisa bersaing di era saat ini. Jadi bahasa Inggris tidak sekedar bahasa untuk komunikasi formal tetapi juga transactional yaitu kemampuan untuk merespon sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Kebutuhan mengobrol santai tentang objek wisata, komentar atas menu, saran atas sesuatu, komplain dan cara meresponnya tidak hanya sekedar sebagai bahasa yang digunakan di kelas tetapi sebagai bahasa sehari- hari di komunikasi terbatas maupun luas.

Sekolah pariwisata sangat menentukan tingkat serapan income jika mereka bisa menunjukkan taring untuk mendapat hal banyak dalam banyak hal. Menjadi guide yang komunikatif dalam bahasa Inggris, santun menjual objek destinasi dan tulus melayani akan lebih mendalam kesannya baik di kalangan turis domestik maupun asing.

Revitalisasi SMK sudah dimulai dengan merombak banyak bangunan SMK untuk bisa selevel penampilannya, mengup grade knowledge guru, memberi fasilitas alat praktek dan sebagainya bila tidak ditindaklanjuti hanya akan sekedar menjadi konsep di awan yang indah dipandang namun sulit disentuh.

Ayo SMK Pariwisata tunjukkan taringmu dan buatlah bangsa Indonesia bangga mempunyai Sekolah Menengah Kejuruan yang tak sekedar mengjara anak bisa praktek dalam dunia vokasi tetapi berjiwa vokasi dan mempunyai soft skill yang mumpuni. Selamat berkarya untuk Indonesia tercinta.. We love Indonesia. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun