Mohon tunggu...
Firman Pratama
Firman Pratama Mohon Tunggu... Dosen - pebisnis muda

Seorang pakar pikiran dan praktisi pendidikan yang membuat dua buah metode dahsyat yaitu Alpha Telepati dan Alpha Mind Control, seorang pebisnis yang sudah memulai bisnis sejak masa kuliah Blog pribadi di www.firmanpratama.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Cara Berpikir Seperti Ini Harus Anda Buang jika Ingin Rezeki Mengalir Deras

6 April 2017   11:50 Diperbarui: 6 April 2017   11:53 2609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kenapa rejeki seseorang ada yang banyak, ada juga yang sedikit? Jangan cepat-cepat menganggap itu takdir Tuhan lho,  banyak orang menganggap bahwa banyak atau sedikitnya rejeki itu tergantung dari takdir Tuhan. Mungkin anda juga? Hari ini saya sedang berada di Pulau Lombok, dan mampir ke sebuah pantai yang cukup bagus yaitu tanjung Aan. Ditepi pantainya ada warung dan orang-orang yang menjajakan barang dagangan makanan dan minuman. Saya menyempatkan beli segelas kopi di salah satu warung, sambil menikmati kopi panas itu saya mendengar ibu penjual mengeluh “hari ini kok sepi, tidak ada yang membeli kesini tapi kesana, ya sudahlah itu Tuhan kasih rejeki ke mereka bukan kesaya”

Saya tersenyum mendengarnya, tapi ya itulah rata-rata yang ada di pikiran seseorang tentang rejeki. Sambil diskusi dengan “syahrini” tentang project yang harus diselesaikan kedepannya, saya mengajak syahrini mengagumi keindahan ciptaan Tuhan yaitu pantai indah menjelang sunset, syahrini berbisik ke saya “kasihan juga ibu itu, warungnya sepi. Dibantu ya”. Saya jawab aja ke syahrini “iya bantu aja, tapi sebentar aku ajak bicara dulu”. Saya menghampiri ibu pemilik warung itu, bertanya tentang kondisi warungnya hari ini, lalu dia berkata sepi, kemudian saya suruh ibu ini ” tenangkan diri ibu, pasti sebentar lagi orang-orang itu kesini”, ibu ini sempat kaget lalu mencobanya, dan tidak lama ada 3 orang yang datang membeli kelapa muda dan ibu ini tersenyum ke saya.

Siapa yang membuat warung ibu ini ada yang mendatangi? apakah saya? bukan, sesungguhnya diri ibu sendirilah yang menarik rejekinya, karena ibu ini mau menenangkan dirinya. Sedangkan saat sebelumnya ibu ini terlihat gusar dan mengeluh sendiri. Sesungguhnya yang menentukan kualitas rejeki seseorang adalah pikiran orang itu sendiri, saya sering bertemu dengan banyak orang yang diawal kelas AMC mengatakan bahwa dia ingin kaya, ingin rejekinya mengalir, ingin tabungannya bertambah. Di kelas AMC saya selalu menyuruh peserta untuk mengisi kuis bakat kaya, dan biasanya saya selalu tersenyum membaca hasilnya, karena kebanyakan orang dimulutnya mengatakan ingin kaya, ingin rejeki mengalir tetapi ternyata pikirannya justru sebaliknya, pikirannya takut tentang uang, pikirannya justru tidak mau rejekinya deras. Baru setelah kelas berjalan, mereka mulai menyadari bahwa selama ini yang menghambat rejekinya bukan Tuhan tetapi dirinya sendiri.

Saya membuat kelas AMC untuk memberikan pemahaman kepada semua orang bahwa sesungguhnya deras rejeki kita itu tergantung dari Pikiran kita, kalau pikiran kita sudah dikelola dengan benar maka pasti rejekinya menjadi mengalir deras. Pikiran utama yang harus diganti agar rejeki mengalir deras adalah “TAKUT dan BENCI dengan UANG”, untuk memahami hal ini haruslah dimulai dari perenungan yang mendalam, karena pasti anda semua menganggap bahwa mana ada orang yang benci dengan uang. Kalau anda berada dikelas AMC maka pasti anda tertawa sendiri setelah memahami bahwa diri  anda juga memiliki pikiran yang takut dan benci dengan uang.  Pikiran seperti ini bersumber dari lingkungan, dari orang tua, dari sumber bacaan, dari acara-acara televisi dan sumber informasi lainnya.

Analogi sederhananya, kalau anda ingin seseorang mendekat kepada anda maka tentu anda harus menyukai dulu orang itu, kalau anda membencinya maka mana mungkin seseorang itu mau mendekati anda? Benar kan? Sama juga dengan rejeki, dalam hal ini UANG ya, kalau masih berpikiran takut dengan uang, ya pasti uang juga membenci anda hehe.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun