Mohon tunggu...
Firman Pratama
Firman Pratama Mohon Tunggu... Dosen - pebisnis muda

Seorang pakar pikiran dan praktisi pendidikan yang membuat dua buah metode dahsyat yaitu Alpha Telepati dan Alpha Mind Control, seorang pebisnis yang sudah memulai bisnis sejak masa kuliah Blog pribadi di www.firmanpratama.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami Makna yang Benar dari "Tawakal sebagai Pembuka Pintu Rezeki"

18 April 2020   11:50 Diperbarui: 18 April 2020   11:50 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu anda tidak asing dengan kalimat "tawakal sebagai pembuka pintu rezeki". Di banyak ceramah, dibanyak buku agama banyak yang menyampaikan kalimat itu. Bahkan di grup-grup whatsapp pasti anda juga sering menerima pesan broadcast tentang Tawakal sebagai pembuka pintu rezeki. 

Tetapi lucunya, ketika ditanya lagi "tawakal itu seperti apa?" pasti jawabannya juga tidak jelas. Nah ini yang banyak terjadi masyarakat, sering menyebut sebuah kata tapi tidak tahu makna sesungguhnya dari kata tersebut. Begitu juga yang memberikan ceramah atau penjelasan, hanya membaca dari buku disalin lalu disampaikan ulang. Supaya terlihat "pintar " saja. Padahal dia sendiri tidak memahami makna yang benar Tawakal sebagai pembuka pintu rezeki.

Tawakal itu seperti apa?

Saya ingin membukanya dengan sebuah hadits Rasulullah Muhammad yang isinya seperti ini : "Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah pasti memberikan kalian rezeki seperti burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang"  . Hadits ini menjelaskan pentingnya dari tawakal. Karena di Al-Quran juga sudah dituliskan tentang pentingnya tawakal.

"Dan barang siapa yang bertawakal kepada ALLAH maka pasti ALLAH mencukupi kebutuhannya" QS. Ath Tholaq: 3

dokpri
dokpri
Kata "tawakal" menjadi sebuah kata yang memiliki makna luas. Bukan hanya ucapan "saya tawakal saja kepada ALLAH". Ucapan ini harus dibarengi pola pikir yang benar dan mendukung. Kalau pola pikirnya salah maka ucapan tawakal hanya sekedar menjadi ucapan. Dan itu yang banyak terjadi dimasyarakat kita.

Kalau kita membaca ayat tadi dengan benar maka ukuran tawakal seseorang itu terlihat dari kecukupan hidupnya. Kalau seseorang yang sering mengucapkan "saya bertawakal" tapi hidupnya susah, hidupnya sering mengeluh kekurangan, sering mengeluh hutangnya tidak lunas-lunas maka artinya dia BELUM BERTAWAKAL. Mudah kan melihatnya. Iya karena memang Alquran itu sangat mudah dipahami bagi orang yang mau berpikir.

Makna Tawakal sebagai Pembuka Pintu Rezeki

Lalu apa hubungannya tawakal sebagai pembuka pintu rezeki. Tawakal itu bukan sekedar pasrah tetapi merupakan gabungan dari "Ikhtiar + Penyerahan sepenuhnya kepada ALLAH (PASRAH)". Artikel tentang Pasrah pernah saya buat sebelumnya. Coba baca lagi ya disini .

dokpri
dokpri
Ikhtiar disini kalau bahasa Indonesia adalah Usaha. Nah memaknai kata usaha ini juga sering salah, banyak orang menganggap yang namanya usaha itu harus terlihat. Harus berkeringat, harus melakukan kegiatan fisik yang keras. Padahal bentuk usaha yang utama adalah berpikir. Berpikir artinya menggunakan PIKIRAN dengan benar. Banyak sekali perintah di AlQuran yang menyuruh kita untuk berpikir. Bahkan tanda-tanda kekuasaan ALLAH itu hanya bisa dipahami bagi mereka yang mau berpikir lho. Lantas kenapa banyak orang Islam justru tidak mengerjakan perintah untuk berpikir ini ?

Bahkan di hadist tadi dijelaskan bahwa Allah memberi rezeki seperti burung yang pergi dalam keadaan lapar pada pagi hari begitu kembali sore dalam keadaan kenyang. Kita jangan salah memahami ini, burung ini pergi bukan bekerja, karena tidak ada hadits itu menggunakan kata "bekerja". Dalam hadist ini menggunakan "perumpamaan" seperti burung. Makna yang benar adalah seperti ini:

Untuk mendapatkan rezeki supaya bisa mencukupi kebutuhan adalah dengan cara "pergi" atau "pindah" dari cara berpikir lama menuju cara berpikir yang baru. Kalau kita "diam" saja dengan cara berpikir yang lama maka pasti akan tetap lapar. Tetapi begitu mau pergi ke cara berpikir yang baru maka pasti kenyang.

Jadi makna ikhtiar atau usaha adalah mengganti dulu cara berpikir kita, kalau cara berpikir anda tetap saja maka dijamin hidup anda pasti tetap saja. Karena dengan mengganti cara berpikir maka pasti berdampak kepada perilaku dan ujungnya kepada kehidupan. Baru setelah mengubah cara berpikir kita, dilanjutkan dengan pasrah atau menyandarkan sepenuhnya kepada ALLAH. Ketika anda melakukannya seperti ini maka disitulah bisa membuka pintu rezeki dari arah manapun.

Tawakal bukan hanya sekedar Ucapan tanpa Makna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun