Tentu anda tidak asing dengan kalimat "tawakal sebagai pembuka pintu rezeki". Di banyak ceramah, dibanyak buku agama banyak yang menyampaikan kalimat itu. Bahkan di grup-grup whatsapp pasti anda juga sering menerima pesan broadcast tentang Tawakal sebagai pembuka pintu rezeki.Â
Tetapi lucunya, ketika ditanya lagi "tawakal itu seperti apa?" pasti jawabannya juga tidak jelas. Nah ini yang banyak terjadi masyarakat, sering menyebut sebuah kata tapi tidak tahu makna sesungguhnya dari kata tersebut. Begitu juga yang memberikan ceramah atau penjelasan, hanya membaca dari buku disalin lalu disampaikan ulang. Supaya terlihat "pintar " saja. Padahal dia sendiri tidak memahami makna yang benar Tawakal sebagai pembuka pintu rezeki.
Tawakal itu seperti apa?
Saya ingin membukanya dengan sebuah hadits Rasulullah Muhammad yang isinya seperti ini : "Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah pasti memberikan kalian rezeki seperti burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang" Â . Hadits ini menjelaskan pentingnya dari tawakal. Karena di Al-Quran juga sudah dituliskan tentang pentingnya tawakal.
"Dan barang siapa yang bertawakal kepada ALLAH maka pasti ALLAH mencukupi kebutuhannya" QS. Ath Tholaq: 3
Kalau kita membaca ayat tadi dengan benar maka ukuran tawakal seseorang itu terlihat dari kecukupan hidupnya. Kalau seseorang yang sering mengucapkan "saya bertawakal" tapi hidupnya susah, hidupnya sering mengeluh kekurangan, sering mengeluh hutangnya tidak lunas-lunas maka artinya dia BELUM BERTAWAKAL. Mudah kan melihatnya. Iya karena memang Alquran itu sangat mudah dipahami bagi orang yang mau berpikir.
Makna Tawakal sebagai Pembuka Pintu Rezeki
Lalu apa hubungannya tawakal sebagai pembuka pintu rezeki. Tawakal itu bukan sekedar pasrah tetapi merupakan gabungan dari "Ikhtiar + Penyerahan sepenuhnya kepada ALLAH (PASRAH)". Artikel tentang Pasrah pernah saya buat sebelumnya. Coba baca lagi ya disini .
Bahkan di hadist tadi dijelaskan bahwa Allah memberi rezeki seperti burung yang pergi dalam keadaan lapar pada pagi hari begitu kembali sore dalam keadaan kenyang. Kita jangan salah memahami ini, burung ini pergi bukan bekerja, karena tidak ada hadits itu menggunakan kata "bekerja". Dalam hadist ini menggunakan "perumpamaan" seperti burung. Makna yang benar adalah seperti ini:
Untuk mendapatkan rezeki supaya bisa mencukupi kebutuhan adalah dengan cara "pergi" atau "pindah" dari cara berpikir lama menuju cara berpikir yang baru. Kalau kita "diam" saja dengan cara berpikir yang lama maka pasti akan tetap lapar. Tetapi begitu mau pergi ke cara berpikir yang baru maka pasti kenyang.
Jadi makna ikhtiar atau usaha adalah mengganti dulu cara berpikir kita, kalau cara berpikir anda tetap saja maka dijamin hidup anda pasti tetap saja. Karena dengan mengganti cara berpikir maka pasti berdampak kepada perilaku dan ujungnya kepada kehidupan. Baru setelah mengubah cara berpikir kita, dilanjutkan dengan pasrah atau menyandarkan sepenuhnya kepada ALLAH. Ketika anda melakukannya seperti ini maka disitulah bisa membuka pintu rezeki dari arah manapun.